بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ
Definisi sifat al-hurufSifat-sifat huruf adalah karakteristik yang melekat pada suatu huruf. Secara etimologi sifat adalah sebuah makna yang ada pada inti sesuatu. Tujuan mempelajari sifat-sifat huruf adalah agar huruf yang keluar dari mulut semakin sesuai dengan keaslian huruf-huruf Al-Qur’an itu sendiri. Huruf yang sudah tepat makhrajnya, belum dapat dipastikan kebenarannya sehingga sesuai dengan sifat aslinya.
Ketika seseorang mensukunkan huruf pada suatu lafaz, boleh jadi lidahnya sudah tepat pada posisinya, namun belum dikatakan benar sehingga ia mengucapkannya sesuai dengan sifatnya. Contoh sederhana yang bisa dilihat adalah pengucapan lafaz مسجد apabila huruf dal ( د) disukunkan, maka baru sesuai dengan sifatnya apabila huruf dal ( د ) sudah diqalqalahkan
Pembagian sifat al-huruf
Sifat yang mempunyai lawan
a) Al-Hams ( (الهمس
Al-hams ( الهمس ) menurut bahasa adalah suara yang samar, sedangkan menurut istilah adalah keluarnya/berhembusnya nafas ketka mengucapkan huruf karena lemahnya tekanan terhadap makhraj huruf tersebut.
Cara membacanya adalah seperti menghembuskan atau mengeluarkan nafas, baik ketika huruf hams dalam keadaan berharakat maupun dalam keadaan sukun, kecuali huruf kaf ( ك) dan ta (ت), keduanya hanya terlihat hams-nya ketika dibaca sukun dan ketika dibaca waqaf.
Huruf-huruf hams ada sepuluh yang dirumuskan dalam kalimat: سكت فحثه شحص
Lawan dari sifat hams adalah sifat Jahr yang memiliki karakteristik yang bertolak belakang dengan sifat hams. Jahr menurut bahasa adalah berkumandang dan jelas. Menurut istilah, jahr
adalah tertahannya aliran (hembusan) nafas ketika mengucapkan huruf, karena kuatnya tekanan terhadap makhraj huruf tersebut.
Huruf-huruf jahr adalah semua huruf selain huruf-huruf hams, jumlahnya ada 19 yang terkumpul dalam kalimat: عظم وزن قارئ ذي غض جدطلب
b) Al-Syiddah ( (الشدة
Al-syiddah menurut bahasa adalah al-quwwah artinya kuat, sedang menurut istilah, syiddah adalah tertahannya suara ketika mengucapkan huruf karena makhraj huruf tersebut ditekan dengan sempurna/sangat kuat.
Sifat syiddah ini menjadi semakin nyata tatkala huruf-huruf syiddah dalam keadaan bersukun atau waqaf. Huruf-huruf syiddah ada 8 (delapan). Untuk memudahkan menghafal huruf-huruf syiddah, maka dirangkai menjadi: اجد قط بكت
lawan dari syiddah adalah al-rikhwah ( الرخوة ) dan al-tawassut} ( التوسط ). Al-rikhwah الرخوة) )menurut bahasa adalah al-lin ( الين ) artinya lunak atau lembut, Sedang menurut istilah, al-rikhwah ( الرخوة ) adalah berjalannya ( tidak tertahannya ) suara ketika mengucapkan huruf karena lemahnya tekanan terhadap makhraj huruf tersebut.
Huruf-huruf al-rikhwah ( الرخوة ) ada 16 (enam belas) yang terkumpul dalam:
غث حظ فض شوص زي ساه خذ
Al-Tawassut} ( التوسط ) merupakan satu sifat huruf yang berada diantara sifat syiddah dan rikhwah. Karena itulah, sifat al-tawassut} ( التوسط ) sering pula disebut bainiyyah yang artinya pertengahan.
Huruf-huruf al-tawassut} ( التوسط ) berjumlah 5 (lima) huruf yang dirangkai dalam kalimat
لن عمر
c) Al-Isti’la’ ( (الإستعلاء
Al-isti’la’ ( الإستعلاء ) menurut bahasa terangkat. Sedang menurut istilah, al-isti’la>’ ( الإستعلاء ) adalah terangkatnya lidah mengarah ke langit-langit atas ketika mengucapkan huruf.
Huruf al-isti’la>’ ( الإستعلاء ) ada 7 (tujuh), untuk memudahkan menghafal dirangkai menjadi:
. خص ضغط قظ
Lawan dari sifat al-isti’la>’ ( الإستعلاء ) adalah sifat istifal, keduanya memiliki karakteristik yang bertolak belakang. Istifal menurut bahasa artinya menurun atau merendah, sedang menurut istilah adalah pengucapan huruf disertai turunnya lidah dari langit-langit.40 Huruf-hurufnya berjumlah 21 (dua puluh satu) yaitu selain huruf-huruf isti’la’.
d) Al-Ithbaq ( (الإطااق
Al-Ithbaq ( الإطااق ) menurut bahasa artinya menempel/lengket, sedangkan menurut istilah adalah merapatnya lidah pada atap langit-langit ketika mengucapkan huruf.
Huruf-huruf Al-Ithbaq ( الإطااق ) ada 4 (empat) yang dihimpun dalam kalimat: صضطظ .
Cara membunyikan Al-Ithbaq ( الإطااق ) ialah dengan menghimpun suara seraya menempelkan lidah pada langit-langit atas sehingga terdengar suara yang tebal atau membesar.
Sifat Al-Ithbaq ( الإطااق ) memiliki satu sifat yang menjadi lawannya, yaitu sifat Infitah. Sifat Infitah ini mempunyai karakteristik yang bertolak belakang dengan sifat Al-Ithbaq.
Infitah menurut bahasa artinya terpisah atau terbuka, sedang menurut istilah adalah terbukanya apa yang ada diantara lidah dan langit-langit atas, sehingga keluar angin dari antara keduanya.
Sifat Infitah merupakan lawan dari sifat Al-Ithbaq. Oleh sebab itu, huruf-huruf Infitah adalah selain dari huruf-huruf it}baq. Jumlahnya ada 25 huruf, yaitu terhimpun dalam kalimat:
من اخذ وجد سعة فزكا حق له شرب غيث
e) Al-Idzlaq ( ( الإذلاق
Al-Idzlaq ( الإذلاق ) menurut bahasa artinya ketajaman lisan yakni kelancarannya. Menurut istilah Al-Idzlaq ( الإذلاق ) adalah ringannya suara ketika huruf keluar dari makhraj ujung lidah atau dari ujung bibir.
Huruf-huruf Idzlaq الإذلاق) ) ada 6 yang terkumpul dalam kalimat: . فرمن لب
Lawan dari sifat Al-Idzlaq ( الإذلاق ) adalah sifat Ismath. Kedua sifat ini memiliki karakteristik yang saling bertolak belakang. Huruf-huruf Al-Idzlaq ( الإذلاق ) diucapkan dengan suara ringan dan lancar, disamping itu huruf-huruf Al-Idzlaq ( الإذلاق ) juga lebih cepat diucapkan karena dalam pelafalannya lebih mengutamakan ujung lidah maupun ujung bibir.
Ismath secara istilah diartikan beratnya atau tidak lancarnya suara ketika mengucapkan huruf yang keluar dari makhraj selain ujung lidah dan ujung bibir. Ketika mengucapkan huruf-huruf Ismath, suara seperti tertahan, tidak ringan, dan tidak cepat terucap. Hal ini disebabkan makhraj huruf Ismath agak kedalam dibandingkan huruf Al-Idzlaq.
Khusus untuk huruf wau ( و), meskipun makhrajnya berasal dari bibir, ia tidak tersifati oleh sifat Idzlaq. tetapi tersifati oleh Ismath. Hal ini disebabkan karena pengucapan huruf wau ( و) lebih sukar dibandingkan dengan huruf-huruf bibir lainnya, seperti mim ( م), ba ( ب), dan fa ( ف). Pengucapan huruf wau ( و) dibarengi dengan terbukanya kedua bibir, sementara mim ( م ), ba ( ب), dan fa ( ف) sebaliknya.
Huruf-huruf Ismath adalah selain dari huruf Al-Idzlaq ( الإذلاق ) yang jumlahnya 23 huruf. Untuk memudahkan menghafal huruf-huruf Ismath, dihimpun dalam kalimat
جز غش سا خط صد ثقة إذ وعظه يحضك
Itulah beberapa penjelasan sekitar sifat-sifat huruf yang mempunyai lawan.
Sifat huruf yang tidak mempunyai lawan
adapun Sifat yang tidak mempunyai lawan ini dibagi menjadi tujuh sifat, yaitu:
a) Al-Shafir ( .(الصفير
Al-Shafir menurut bahasa adalah:
صوت يشبه صوت الطا ئر
Artinya:
Suara yang menyerupai suitan burung.
Menurut istilah Al-Shafir adalah suara tambahan yang keluar dengan kuat diantara ujung lidah dan gigi seri.
Al-Shafir sering diistilahkan dengan bahasa siulan atau desis suara ular kobra. Ismail Tekan membagi huruf-huruf Al-Shafir kedalam tiga tingkatan, antara
lain:
(1) Al-Shafir kubra artinya Shafir yang besar, hurufnya adalah zai ( .(ز
(2) Al-Shafir wustha artinya Shafir yang sedang, hurufnya adalah s}ad ( .(ص
(3) Al-Shafir sugra artinya Shafir yang kecil, hurufnya adalah sin ( .(س
b) Al-qalqalah ( .(القلقلة
Al-qalqalah menurut bahasa adalah bergerak dan gemetar, sedang menurut istilah adalah suara tambahan (pantulan ) yang kuat dan jelas yang terjadi pada huruf yang bersukun setelah menekan pada makhraj huruf tersebut.
Sifat qalqalah hanya terjadi pada huruf qalqalah yang bertanda sukun dan dibaca waqaf. Suara pantulan huruf hanya terjadi pada huruf-huruf qalqalah saja, kalau ada suara pantulan huruf qalqalah pada huruf-huruf selain qalqalah, maka dinamakan tawallud. Ini dilarang dan merupakan pelanggaran pada hak huruf.
Huruf-huruf qalqalah ada lima, yang terkumpul dalam kalimat: . قطب جد
c) Al-Lin ( .(اللين
Al-Lin menurut bahasa artinya lawan keras dan sukar,55 sedangkan menurut istilah, Lin adalah mengeluarkan huruf dari makhrajnya tanpa memberatkan lidah.
Huruf Lin ada dua, yaitu: و dan ي yang mati dan huruf sebelumnya berharakat fathah.
Contoh: غير dan . يوم
d) Al-Inkhiraf ( .(الإنخراف
Al-Inkhiraf menurut bahasa: condong atau miring.57 Menurut istilah, Inkhiraf condongnya huruf dari makhrajnya sampai ke ujung lidah.58 Huruf Inkhiraf ada dua yaitu ل dan ر. Ketika mengucapkan huruf Inkhiraf , makhraj menjadi miring dari ujung lidah sampai pertengahan lidah. Perbedaannya, untuk huruf lam, makhraj miring ke depan atau permukaan lidah. Sedang huruf ra makhraj miring ke belakang atau tepatnya ke arah punggung lidah.
e) Al-Takrir ( .(التكرير
Al-Takrir menurut bahasa adalah mengulangi, yaitu mengulangi sesuatu lebih dari satu kali. Sedang menurut istilah, Takrir adalah bergetarnya ujung lidah saat mengucapkan huruf.
Huruf Takrir hanya satu, yaitu: ر .
huruf ini diucapkan dengan cara menggetarkan ujung lidah, tetapi tidak boleh lebih dari dua kali. Apabila lebih dari dua kali, empat kali, atau enam kali misalnya, maka seolah-olah ia telah membuat ra yang lain dalam satu kalimat, karenanya hal seperti ini dilarang.
f) Al-Tafasysyi ( .(التفشي
Al-Tafasysyi menurut bahasa adalah menyebar dan meluas. Sedang menurut istilah, Al-Tafasysyi adalah pengucapan huruf yang disertai menyebarnya angin di dalam mulut ketika mengucapkan huruf.
Huruf Al-Tafasysyi hanya satu, yaitu: syin .(ش)
Cara mengucapkan huruf ini, harus dibarengi dengan desis atau desiran yang sangat kuat hingga angin menyebar dalam mulut. Desis al-tafasysyi yang terkuat diantara sifat-sifat huruf yang lain, lebih kuat dari Al-Shafir dan hams. Al-tafasysyi dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:
(1) Al-Tafasysyi kubra artinya tafasysyi besar, yaitu apabila huruf syin dalam
keadaan bertasydid. Contoh: الشمس
(2) Al-Tafasysyi wustha artinya tafasysyi sedang, yaitu apabila huruf syin dalam
keadaan mati. Contoh: اشهد
(3) Al-Tafasysyi shughra artinya tafasysyi kecil, yaitu apabila huruf syin dalam
keadaan berharakat fathah, kasrah atau dammah.63 Contoh: شهداء
g) Al-Istithlah ( (الإستطا لة
Al-Istithlah menurut bahasa artinya memanjang, sedang menurut istilah ialah pengucapan huruf yang disertai memanjangnya suara dari awal salah satu tepi lidah sampai ujung lidah.
Huruf Al-Istithlah hanya satu yaitu: dhad ( .(ض
Cara mengucapkannya adalah dengan menyentuhkan tepi lidah dengan gigi geraham. Tepi lidah yang dimaksud adalah pangkal lidah terus memanjang hingga ke depan (ujung lidah). Pengucapan huruf d}ad ( ض) akan lebih jelas ketika huruf tersebut dalam keadaan mati, bertasydid atau waqaf.
Demikian uraian singkat tentang Sifat-sifat Huruf
Rabbi zidni ‘ilma
Referensi:
Baharuddin, Metode Pembelajaran Ilmu Tajwid Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Santri Pondok Pesantren Tahfizh Al-Qur’an Al-Imam ‘Ashim Makassar, Tesis, 2012
Alhamdulillah
Wallohu a’lam
Banyumas, 28 September 2019 / 29 Muharram 1441 H
Ngubaidillah, M.Pd