Kemampuan Baca Al Qur'an Anak Rendah? ini Solusinya

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِÙŠْÙ…ِ
اللَّÙ‡ُÙ…َّ صَÙ„ِّ عَÙ„َÙ‰ Ù…ُØ­َÙ…َّدٍ



A. Idealnya

Aktivitas anak dalam Al Qur’an yaitu membaca, menulis dan menghafal. Seharusnya murid terbiasa dan lancar membaca Al Qur’an. Karena selain diajarkan di TPQ, juga diajarkan di sekolah formal bahkan ada potensi di bimbing orang tua.

Idealnya, murid SD/MI mempunyai potensi menyelesaikan ngaji Al Qur’an sampai Juz 30 sebelum lulus dari Kelas 6. Sehingga setelah masuk SMP, mereka tinggal memperdalam Kitab untuk mengkaji Fiqih, Akhlak, Tauhid dan sebagainya.


B. Masalahnya

Masalah ini hampir dialami oleh seluruh sekolah negri. Yaitu kemampuan murid dalam membaca Al Qur’an begitu rendah. Untuk membuktikan hal ini, penulis melakukan observasi dengan

1. Melakukan penelitian di sekolah sendiri dengan hasil secara garis besar:

  1. Tempat belajar AL Qur’an di Mushala, Masjid atau TPQ yang diasuh oleh kyai atau ustadz
  2. Variasi metode yang digunakan: Turutan/Juz ‘Amma, Iqro’ dan Al Qur’an
  3. Sebagian kecil tidak mengaji
  4. Sebagian besar tidak dibimbing oleh orang tuanya di rumah
  5. Sebagian kecil masih belum hafal huruf hijaiyah
  6. Sebagian besar masih di Iqro jilid tengah (345)
  7. Sangat sedikit yang sudah mengaji di Al Qur’an
  8. Tidak ada yang mengaji kitab

2. Penulis melakukan verifikasi dengan Guru PAI di beberapa wilayah dan hasilnya sebagian besar mempunyai masalah yang tidak jauh beda


C. Penyebabnya

Menurut penulis, ada beberapa sebab yang datang dari diri anak, keluarga, sekolah dan lingkungan, yaitu:
  1. Rendahnya Motivasi Anak
  2. Metode Ajar yang kurang maksimal
  3. Media Ajar kurang Inovatif
  4. Orang Tua kurang Aktif
  5. Sebagian TPQ masih menggunakan sistem ajar klasik
  6. Game online & HP
  7. Kurikulum Sekolah
  8. Banyaknya Komponen PAI dan minimnya jam pembelajaran

D. Solusinya

Dari berbagai penyebab di atas, penulis berusaha menawarkan alternatif solusi yang dapat diterapkan oleh guru-guru atau stakehoder lainnya

1. Bangkitkan motivasi anak

Dalam ilmu psikologi, motivasi dibagi menjadi 2; motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Dalam kaitannya dengan anak, penulis mendefinisikan

Motivasi intrinsik yaitu kemauan anak dalam melaksanakan sesuatu atau meninggalkan sesuatu tanpa adanya tekanan bahkan pengawasan guru, orang tua dan lainnya.
Motivasi ekstrinsik yaitu kemauan anak dalam melakukan atau meninggalkan sesuatu masih dipengaruhi adanya tekanan atau pengawasan orang lain.

Dalam hal ini bagaimana cara membangkitkan motivasi intrinsik dan ekstrinsik anak dalam membaca AL Qur’an. Menurut penulis ada beberapa upaya

Motivasi Intrinsik
  • Menjelaskan keutamaan membaca Al Qur’an menurut Alloh dan Rasulullah
  • Mengkisahkan cerita mulia karena Al Qur’an
  • Tidak merendahkan anak yang kualitasnya rendah
Motivasi Ekstrinsik
  • Memberikan reward berupa nilai, pujian atau imbalan bagi anak yang memenuhi target tertentu
  • Memberikan punishment jika anak tidak melakukan
  • Menciptakan lingkungan/suasana yang mempunyai semangat berlomba-lomba membaca Al Qur’an.
  • Membuat even/acara yang dapat memacu semangat anak dalam membaca Al Qur’an

2. Menggunakan variasi Metode dan Media Ajar berbasis Digital/HP

Kenapa harus menggunakan variasi digital?
  • Hampir semua anak sekarang mempunyai HP, minimal meminjam anggota keluarganya
  • Semua anak semangat membuka HP dengan sendirinya tanpa ada permintaan, bahkan sampai ke level parah dengan screentime mencapai 8jam per hari
  • Aktivitas terbesar anak dalam membuka hp yaitu Game online seperti PUBG, ML, FF dll, Video seperti Youtube, TIktok, Facebook, dll
Kenapa anak begitu tertarik?
Karena yang ada di dalam hp sangat menarik. Oleh karena itu sudah saatnya menggunakan metode & media yang melibatkan hp anak.
Seperti pengenalan hijaiyah melalui Youtube, Tiktok, Canva, Wordwall dll. Yang didalamnya mempunyai variasi warna, bentuk, animasi dll. Selain itu dengan basis digital, anak-anak bisa mengakses kapanpun dimanapun tidak hanya di kelas. Seperti yang kami buat di sini klik 👉 label BTQ

3. Memaksimalkan peran PAI yang strategis

2 masalah yang menyebabkan pengajaran Baca Al Qur’an kurang maksimal:
Pertama, PAI hanya diajarkan 1x dalam sepekan. Setiap pembelajaran hanya berkisar +- 2 jam
Kedua, Elemen PAI kebanyakan bersifat kognitif/pengetahuan tentang Al Qur’an Hadits, Fiqih, Sejarah Islam, Tauhid dan Akhlaq. Sedangkan “kemampuan membaca Al Qur’an” hanya menjadi sub bab materi Al Qur’an di pertemuan pertama awal semester.

Oleh karena itu GPAI bisa menyiasati dengan cara:
  • Memberikan bimbingan Baca Al Qur’an di saat pembelajaran PAI pada semua BAB dengan cara maupun media yang menyesuaikan. Misalnya menggunakan Iqro sebelum pelajaran dimulai
  • Melakukan controlling/pengawasan terhadap aktivitas mengaji anak di rumah/TPQ. Untuk mengetahui bagaimana perkembangannya


4. Membuat dan mensinergikan kurikulum atau kebijakan

Memang guru PAI mempunyai tanggungjawab secara profesional terhadap Keislaman anak-anak. Namun hal itu sangat kecil kemungkinannya untuk berhasil jika tidak didukung dengan pihak lain; teman sejawat, sekolah, KKG, Dinas Pendidikan dan Pemda. Sehingga ada beberapa alternatif untuk mengatasi minimnya kemampuan anak dalam membaca Al Qur’an

1. Sekolah melalui Kepala Sekolah membuat kebijakan yang mendukung Kemampuan Baca Tulis Al Qur’an (BTQ) berupa: menjadikan BTQ sebagai muatan lokal atau membuat ekstrakurikuler BTQ atau membuat agenda harian mengaji sebelum atau sesudah pembelajaran

2. KKG mempunyai peran penting, biarpun tidak berupa ikatan hukum, setidaknya bisa membekali Guru PAI dalam eksekusi di sekolahnya. Minimal membuat administrasi BTQ yang bisa dimodifikasi atau langsung diimplementasi

3. Dinas Pendidikan dan Pemda mempunyai peran paling strategis. Karena kebijakan mereka mempunyai nilai intruksi mutlak yang harus diterapkan oleh semua sekolah. Sehingga jika mereka membuat kurikulum atau kebijakan yang mengharuskan sekolah memaksimalkan BTQ, insha Alloh hasilnya sangat terasa. Misalnya di suatu kabupaten jawa timur, pemda nya mewajibkan BTQ masuk ke kurikulum sekolah


5. Mengoptimalkan peran TPQ

Peran TPQ sangat luar biasa bagi pendidikan islam. Semoga Alloh memberikan balasan termulia untuk beliau-beliau yang aktif di TPQ. Terkait BTQ penulis mempunyai 1 kritik, yaitu metode yang digunakan terlalu baku. 

Contohnya jika menggunakan iqro yang mempunyai 6 jilid, maka anak mau tidak mau harus melewati semua jilid dan setiap lembarnya. Padahal 1x pertemuan mungkin hanya beberapa lembar. Padahal 6 jilid, sangat banyak lembarannya dan di lain sisi, anak belum tentu mengaji setiap hari. Sehingga banyak sekali anak yang sudah kelas 6, tapi belum selesai Iqro jilid 6

Menurut penulis, target anak mengaji paling utama adalah Al Qur’an. Artinya sebisa mungkin sebelum lulus SD, anak harus sudah ngaji di Al Qur’an minimal. Kenapa?, karena banyak sekali anak yang sudah masuk SMP, karena beberapa faktor berhenti ngaji TPQ nya. Oleh karena itu, sebaiknya TPQ jangan mengharuskan anak menyelesaikan setiap huruf di iqro, jika memang sudah dirasa mampu, segera lompat ke lembar, bab atau jilid berikutnya.

Selain itu, hal bisa dilakukan yaitu melakukan sinergitas antara sekolah/guru PAI dengan TPQ. Entah bersifat menjalin komunikasi, penyesuaian atau sekedar pengawasan perkembangan anak

6. Mengaktifkan Peran Orang Tua

Ada beberapa faktor orang tua kurang aktif. Pertama, banyak atau beberapa orang tua menganggap sudah membiayai anak untuk belajar di sekolah atau TPQ, sehingga tidak perlu mengajar anaknya mengaji di rumah. Kedua, sudah sibuk dan capek dalam melakukan aktivitas ekonomi. Ketiga, Ada juga yang karena kemampuan orang tua sendiri dalam membaca Al Qur’an

Menurut penulis, ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua
  1. Mengajarkan langsung ke anak di rumah
  2. Jika tidak, melakukan pengawasan bagaimana perkembangan anak di sekolah atau TPQ
  3. Memfasilitasi anak berupa media pendukung, seperti poster atau peralatan lainnya
  4. Aktif mencari konten pendukung di HP, kemudian diberikan ke anak
  5. Istiqomah mendoakan anak

🚀🚀🚀🚀🚀🚀🚀🚀🚀🚀🚀🚀🚀🚀🚀🚀
Berikut ini contoh dalam menerapkan media digital
FOLLOW TIKTOK kami
 
@ubay.rr

#fyp #guru #siswa #pendidikan #pai #islam Link kuis👇 https://ubaygurupai.blogspot.com/2023/06/kuis-hijaiyah-berharakat-i-u.html?m=1

♬ Rahmatun Lil’Alameen - Maher Zain

DUKUNG blog ini klik ðŸ‘‰ 

Jika ingin memberi kritik, saran atau berbagi informasi ke kami, silahkan hubungi kami melalui
Email: ubaygurupai2021@gmail.com 
Klik ðŸ‘‰ Grup Guru PAI
Jangan lupa untuk mengisi ðŸ‘‰ 
Yuk baca ðŸ‘‰ 

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top