33 Ilmuwan Muslim dan Pemikiran tentang Pendidikan

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِÙŠْÙ…ِ
اللَّÙ‡ُÙ…َّ صَÙ„ِّ عَÙ„َÙ‰ Ù…ُØ­َÙ…َّدٍ

Follow Tiktok kami, klik ðŸ‘‰ 

Jauh sebelum orang barat berbicara soal pendidikan seperti gagne, pavlov dll, Ilmuwan Muslim telah lebih dulu melakukan dan membuktikan tentang ilmu pendidikan. Seperti Ibnu Sina, Al Khawarizmi dll.
Berikut ini pemikiran ilmuwan muslim tentang pendidikan secara ringkas:

1. Al-Khwarizmi (Algoritmi) (780–850 M):

Karya Utama: "Kitab al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wal-Muqabala" (The Compendious Book on Calculation by Completion and Balancing) dan "Al-Kitab al-Makhzan al-Hisab" (The Book of the Treasury of Calculation).
Pemikiran: Al-Khwarizmi bapak aljabar, memberikan kontribusi besar dalam matematika. Pemikirannya menciptakan dasar untuk pendidikan matematika dan ilmu pengetahuan komputer.

2. Ibnu Sina (Avicenna) (980–1037 M):

Karya Utama: "Kitab al-Shifa" (The Book of Healing) dan "Al-Qanun fi al-Tibb" (The Canon of Medicine).
Pemikiran tentang Pendidikan: Pendidikan, menurut Ibnu Sina, bukan hanya tentang pengetahuan akademis, tetapi juga tentang perkembangan karakter moral dan etika. Ia menekankan pentingnya metode pengajaran yang memotivasi siswa untuk berpikir kritis.

3. Al-Farabi (Alpharabius) (872–950 M):

Karya Utama: "Madina al-Fadila" (The Virtuous City) 
Pemikiran tentang Pendidikan: Al-Farabi menggambarkan kota yang ideal sebagai tempat di mana pendidikan bertujuan untuk mencapai kebahagiaan dan kebijaksanaan. Ia memandang pendidikan sebagai sarana untuk mencapai masyarakat yang harmonis dan teratur.

4. Ibnu Khaldun  (1332–1406 M):

Karya Utama: "Muqaddimah" (The Prologue or Introduction).
Pemikiran tentang Pendidikan: Dalam "Muqaddimah", Ibnu Khaldun membahas pentingnya pendidikan dalam pembentukan peradaban. Ia menekankan hubungan antara kekuatan intelektual dan kemajuan masyarakat.

5. Al-Ghazali (Algazel) (1058–1111 M) :

Karya Utama: "Ihya Ulum al-Din" (Revival of Religious Sciences) dan "Al-Munqidh min al-Dalal" (Deliverance from Error).
Pemikiran tentang Pendidikan: Al-Ghazali menekankan pendidikan moral dan spiritual. Ia menyarankan pendekatan holistik untuk pendidikan yang melibatkan aspek akal, hati, dan perbuatan.
Sebutan di Dunia Barat: 

6. Ibnu Rushd (Averroes) (1126–1198 M) :

Karya Utama: Komentar-komentarnya terhadap karya Aristoteles, seperti "Tafsir Ma Ba'd at-Tabit" (Commentary on Plato's Republic).
Pemikiran tentang Pendidikan: Pemikirannya mencakup integrasi antara filsafat dan ilmu pengetahuan dengan keyakinan keagamaan. Ibnu Rushd menyokong pendidikan yang menghargai kebebasan berpikir dan penelitian ilmiah.

7. Al-Biruni (973–1048 M):

Karya Utama: "Kitab al-Hind" (Book of India) dan "Al-Athar al-Baqiyah an al-Qurun al-Khaliyah" (The Remaining Signs of Past Centuries).
Pemikiran tentang Pendidikan: Al-Biruni memandang pendidikan sebagai sarana untuk memahami dan menghargai keberagaman budaya dan pengetahuan di seluruh dunia. Ia mengutamakan metode ilmiah dalam pembelajaran.

8. Ibnu al-Haytham (Alhazen) (965–1040 M)

Karya Utama: "Kitab al-Manazir" (Book of Optics) dan "Al-Shukuk ala Batlamyus" (Doubts Concerning Ptolemy).
Pemikiran tentang Pendidikan: Meskipun Ibnu al-Haytham lebih dikenal dalam bidang optika dan sains, dia memiliki pemikiran tentang pentingnya metode ilmiah dalam pendidikan. Pendekatannya yang rasional dan eksperimental menjadi dasar bagi metode ilmiah modern.

9. Al-Battani (Albategnius) (858–929 M)

Karya Utama: "Al-Zij al-Sabi" (The Seventh Treatise) dan "De Motu Stellarum" (On the Motion of Celestial Bodies).
Pemikiran: Al-Battani  seorang ahli matematika dan astronomi, memberikan dasar ilmiah yang kuat melalui karyanya. Meskipun tidak secara langsung terfokus pada pendidikan, kontribusinya mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian.

10. Ibnu al-Nafis:

Karya Utama: "Sharh Tashrih al-Qanun" (Commentary on Anatomy in Avicenna's Canon) dan "Mujaz al-Qanun" (Summary of the Canon).
Pemikiran: Pemikirannya terutama berkaitan dengan ilmu kedokteran dan anatomi. Meskipun tidak banyak menulis tentang pendidikan, kontribusinya dalam ilmu kedokteran dan pemahaman tubuh manusia memengaruhi pendidikan kedokteran pada masa selanjutnya.

11. Al-Jahiz (Algazel Junior) (776–868 M)

Karya Utama: "Kitab al-Hayawan" (Book of Animals) dan "Kitab al-Bayan wa al-Tabyin" (The Book of eloquence and demonstration).
Pemikiran: Al-Jahiz meskipun lebih dikenal sebagai penulis dan ahli tata bahasa, juga mengeksplorasi ide-ide tentang keutamaan pengetahuan dan pembelajaran. Pemikirannya tentang pentingnya literasi dan pengetahuan dalam masyarakat tercermin dalam karyanya.

12. Al-Zahrawi (Albucasis) (936–1013 M) 

Karya Utama: "Kitab al-Tasrif" (The Book of Healing) dan "Kitab al-Maliki" (The Complete Book of the Medical Art).
Pemikiran: Al-Zahrawi adalah seorang ahli bedah terkenal pada zaman Andalusia Islam. Meskipun pemikirannya lebih terfokus pada ilmu kedokteran dan bedah, karyanya memainkan peran penting dalam pengembangan pendidikan medis.

13. Al-Farghani (Alfraganus) (820–880 M) :

Karya Utama: "Kitab fi al-Harakat al-Samawiyya" (Book on Celestial Motion) dan "Al-Malik al-Mashriq fi Ilm al-Asturlab" (The King of the East in the Science of the Astrolabe).
Pemikiran: Meskipun kontribusinya lebih pada ilmu falak dan astronomi, Al-Farghani secara tidak langsung mendukung pendidikan dengan memberikan dasar ilmiah bagi pengetahuan tentang bintang dan gerakannya.

14. Al-Masudi  (896–956 M):

Karya Utama: "Muruj adh-Dhahab wa Ma'adin al-Jawhar" (The Meadows of Gold and Mines of Gems).
Pemikiran: Al-Masudi, seorang sejarawan dan geografer, memberikan kontribusi besar dalam memahami peradaban dunia. Karyanya memberikan wawasan tentang sejarah, budaya, dan kekayaan alam, yang dapat dijadikan sumber pendidikan.

15. Al-Mawardi (972–1058 M)

Karya Utama: "Al-Ahkam as-Sultaniyyah" (The Laws of Islamic Governance) dan "Adab al-Dunya wa al-Din" (Ethics of Religion and World).
Pemikiran: Al-Mawardi seorang cendekiawan hukum dan politik, memberikan pandangan tentang etika pemerintahan dan prinsip-prinsip kepemimpinan. Kontribusinya juga mencakup bidang moral dan etika.

16. Ibnu Hazm (994–1064 M):

Karya Utama: "Al-Muhalla" (The Adorned Treatise) dan "Tawq al-Hamamah" (The Ring of the Dove).
Pemikiran: Ibnu Hazm seorang ahli teologi dan sejarawan, menekankan pentingnya pendidikan agama dan etika. Karyanya mencerminkan pemahaman mendalam tentang hukum dan moral Islam.

17. Al-Battani (Albategnius) (858–929 M)

Karya Utama: "Al-Zij al-Sabi" (The Seventh Treatise) dan "De Motu Stellarum" (On the Motion of Celestial Bodies).
Pemikiran: Al-Battani  seorang ahli matematika dan astronomi, memberikan dasar ilmiah yang kuat melalui karyanya. Meskipun tidak secara langsung terfokus pada pendidikan, kontribusinya mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian.

18. Ibnu al-Baitar (1197–1248 M) 

Karya Utama: "Kitab al-Jami fi al-Adwiya al-Mufrada" (Compendium on Simple Medicaments and Foods) dan "Kitab al-Maliki fi al-Tibb" (The Royal Book on Medicine).
Pemikiran: Seorang ahli farmakologi dan botani, Ibnu al-Baitar menyumbangkan pengetahuan tentang tanaman obat. Karyanya memberikan landasan bagi pendidikan di bidang kedokteran dan farmasi.

19. Ibnu Battuta (1304–1368 M):

Karya Utama: "Rihlah" (The Travels) dan "Al-Massalik wal-Mamalik" (The Book of Travels).
Pemikiran: Sebagai seorang penjelajah dan pengelana, Ibnu Battuta memperoleh pengetahuan melalui pengalaman pribadi. Karyanya memberikan wawasan penting tentang kebudayaan dan geografi yang dapat menjadi sumber pembelajaran.

20. Ibnu Jubair (1145–1217 M):

Karya Utama: "Rihlah Ibnu Jubair" (The Travels of Ibnu Jubair).
Pemikiran: Ibnu Jubair  seorang pelancong dan penulis, memberikan kontribusi terhadap pemahaman tentang budaya dan sejarah. Karyanya dapat digunakan sebagai sumber belajar tentang keanekaragaman masyarakat dan peradaban pada masanya.

21. Ibnu Taimiyah (1263–1328 M) 

Karya Utama: "Al-Aqidah al-Wasitiyyah" (The Creed of Wasit) dan "Majmu' al-Fatawa" (Compilation of Fatwas).
Pemikiran: Ibnu Taimiyah menekankan pendidikan agama dan moral. Pemikirannya memengaruhi pemahaman keagamaan dan etika di dunia Islam.

22. Ibnu Qayyim al-Jawziyyah (1292–1350 M):

Karya Utama: "Al-Wabil al-Sayyib" (The Invocation of God) dan "I'lam al-Muwaqqi'in" (The Substantiation of the Stipulators).
Pemikiran: Murid dari Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim menekankan pentingnya pendidikan spiritual, dengan fokus pada hubungan individu dengan Allah dan aspek-aspek etika.

23. Ibnu al-Qifti (1172–1248 M) 

Karya Utama: "Tarikh al-Hukama" (The History of Philosophers) dan "Inbah al-ruwat" (Awakening of Those Asleep in the Study of Traditions).
Pemikiran: Meskipun lebih dikenal sebagai sejarawan, Ibnu al-Qifti memberikan kontribusi dalam mendokumentasikan dan melestarikan warisan intelektual Islam, yang juga dapat dianggap sebagai bentuk pendidikan.

24. Ibnu Jama'ah (1338–1407 M)

Karya Utama: "Tadhkirat as-Sami' wal-Mutakallim" (Memoirs of the Listener and the Speaker).
Pemikiran: Ibnu Jama'ah seorang ahli hukum dan pendidikan, menulis tentang etika dan moralitas Islam. Pemikirannya mencakup aspek-aspek kehidupan sehari-hari dan panduan bagi pengembangan karakter.

25. Ibnu Sa'id al-Maghribi (1213–1286 M):

Karya Utama: "Kitab al-Jughrafiya" (The Book of Geography).
Pemikiran: Ibnu Sa'id al-Maghribi seorang ahli geografi, menyusun karya monumental tentang geografi dunia. Karyanya dapat digunakan sebagai sumber untuk pendidikan geografi dan pemahaman dunia pada masanya.

26. Ibnu Arabi (1165–1240 M)

Karya Utama: "Fusus al-Hikam" (The Bezels of Wisdom) dan "Al-Futuhat al-Makkiyah" (The Meccan Revelations).
Pemikiran: Ibnu Arabi seorang sufi dan filsuf, memberikan kontribusi dalam pemikiran mistisisme dan filosofi Islam. Meskipun fokusnya bukan pada pendidikan formal, pemikirannya mencakup dimensi spiritual dan filosofis dalam pengembangan diri.

27. Ibnu Khallikan (1211–1282 M):

Karya Utama: "Wafayat al-A'yan" (Deaths of Eminent Men).
Pemikiran: Ibnu Khallikan seorang sejarawan, menyusun biografi tokoh-tokoh terkenal. Karyanya memberikan wawasan tentang kehidupan, karya, dan pemikiran para ilmuwan dan pemikir Islam.

28. Ibnu Rushayd al-Sabti (1099–1182 M):

Karya Utama: "Al-Muqaddimah al-Mumahhidah" (The Introductory Book on Monotheism).
Pemikiran: Ibnu Rushayd seorang teolog dan penulis, memberikan kontribusi terhadap pemahaman ajaran monotheisme dalam Islam. Meskipun tidak secara langsung terfokus pada pendidikan, karyanya dapat memberikan dasar pemahaman keimanan dan pendidikan agama.

29. Ibnu Atiyyah al-Andalusi:

Karya Utama: "Al-Muharrar fi Tafsir al-Qur'an al-Ma'aruf bi-Tafsir Ibnu Atiyyah" (The Liberated in the Exegesis of the Well-Known Qur'an Commentary by Ibnu Atiyyah).
Pemikiran: Ibnu Atiyyah, seorang ahli tafsir, memberikan kontribusi dalam memahami ayat-ayat Al-Qur'an. Karyanya dapat digunakan sebagai sumber untuk memahami pendidikan agama dalam konteks tafsir Al-Qur'an.

30. Ibnu al-Khatib (1313–1374 M):

Karya Utama: "Al-Ihata fi Akhbar Gharnata" (The Complete Work on the History of Granada).
Pemikiran: Ibnu al-Khatib seorang sejarawan dan penyair, memberikan gambaran sejarah dan kebudayaan di Granada. Karyanya dapat dijadikan sumber belajar tentang perkembangan masyarakat dan pendidikan di Andalusia Islam.

31. Al-Qurtubi (1214–1273 M)

Karya Utama: "Al-Jami' li Ahkam al-Qur'an" (The Comprehensive Book on the Rules of the Qur'an).
Pemikiran: Al-Qurtubi seorang ahli tafsir dan fakih, menyusun karya tafsir yang komprehensif. Pemikirannya mencakup hukum dan etika Islam, yang dapat dijadikan landasan untuk pendidikan agama.

32. Al-Maqrizi (1364–1442 M)

Karya Utama: "Al-Mawa'iz wa al-I'tibar bi Dhikr al-Khitat wa al-Athar" (Exhortations and Lessons in the Mention of Cities and Monuments).
Pemikiran: Al-Maqrizi seorang sejarawan dan geograf, memberikan kontribusi dalam pemahaman sejarah dan geografi di dunia Islam. Karyanya dapat dijadikan referensi untuk pemahaman pendidikan sejarah dan geografi.

33. Ibnu Hajar al-Asqalani (1372–1449 M):

Karya Utama: "Fath al-Bari" (The Victory of the Creator) dan "Al-Isabah fi Tamyiz al-Sahabah" (The Book of the Nobility of the Companions).
Pemikiran: Ibnu Hajar seorang ahli hadis dan sejarawan, memberikan kontribusi dalam menghimpun dan menilai hadis. Karyanya dapat dijadikan referensi untuk pemahaman hadis dan sejarah Islam.

DUKUNG blog ini klik ðŸ‘‰ 

Jika ingin memberi kritik, saran atau berbagi informasi ke kami, silahkan hubungi kami melalui
Email: ubaygurupai2021@gmail.com 
Klik ðŸ‘‰ Grup Guru PAI
Jangan lupa untuk mengisi ðŸ‘‰ 
Yuk baca ðŸ‘‰ 

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top