Mungkinkah Mendapat Beasiswa?

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِÙŠْÙ…ِ
اللَّÙ‡ُÙ…َّ صَÙ„ِّ عَÙ„َÙ‰ Ù…ُØ­َÙ…َّدٍ

Siapa yang tak bermimpi untuk mencari ilmu setinggi-tingginya
Siapa yang tak ingin kuliah di kampus bagus
Siapa yang tak ingin mendapat beasiswa alias kuliah gratis
Aku pun seperti itu, setelah Lulus SMA, sangat ingin untuk kuliah di kampus yang bagus (UGM, UI, ITB, IPB, dll). Akan tetapi untuk masuk ke Perguruan tinggi itu tidak lah mudah. Butuh otak yang sangat cerdas. Selain itu, untuk masuk itu, membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Setelah lulus SMA, atau ketika mau lulus, aku perang batin
Di lain sisi aku ingin masuk Perguruan Tinggi Negri, tapi keluargaku tak punya biaya yang cukup.
“BEASISWA”

Yups.. tepat sekali, solusinya
Tetapi untuk mendapatkan beasiswa bukan lah perkara mudah, minimal mempunyai 2 syarat, yaitu harus pandai di atas normal atau miskin di bawah normal. Melihat syarat itu, aku berkecil hati. Karena dari dulu bukan termasuk anak yang paling pandai. Sedang – sedang saja, bodoh juga enggak, pandai juga tidak. Sedangkan soal ekonomi, tidak mungkin kan? harus mengaku –ngaku miskin.

Setiap mendengar cerita seseorang yang sekolah dan kuliah mendapat beasiswa di dalam Negri maupun luar negri
“Ya Alloh… Kapan aku mendapatkan itu”

Karena merasa tidak memenuhi, akhirnya pasrah. Setelah lulus SMA, aku meneruskan S1 di perguruan tinggi swasta. Sebenarnya iri melihat teman – teman ku masuk ke kampus elit, tapi aku berusaha mengobati keminderan itu dengan berusaha mendapatkan ilmu dan pengalaman sebanyak-banyaknya di kampus itu.

Ketika S1, aku punya impian untuk melanjutkan kuliah setinggi – tingginya. Bahkan membuat nama menjadi 
Prof.Dr.Ngubaidillah A.,S.Pd.I.,M.E.Sy
S.Pd.I gelar Pendidikan Islam setelah wisuda S1,
M.E.Sy gelar Magister Ekonomi Syariah setelah S2
Dr gelar setelah s3
Prof gelar setelah menjadi Guru Besar di suatu perguruan tinggi,

Mimpi itu dituliskan dimana – mana, bahkan membuat setempel buku PUSTAKA PRIBADI
TERNYATA……
Tidak mudah untuk mewujudkan mimpi itu, Apalagi setelah wisuda, berkecamuk pikiran

AKU HARUS KERJA?
Karena aku anak pertama dengan 7 adik, makanya harus memikirkan pendidikan mereka…tapi kerja apa?? dengan ijazah pendidikan, otomatis menjadi guru honorer yang gajinya sangat tragis, berkisar 200 ribu sebulan.

KAPAN AKU NIKAH?
Dari semester 5 udah berjuang untuk menikah, setelah wisuda ingin mewujudkan itu.

Atau MELANJUTKAN S2?
Mewujudkan mimpi - ,mimpi yang tertulis. Lalu bagaimana dengan biayanya? Subhanalloh, semakin bingung setelah wisuda

KERJA atau S2 atau MENIKAH?
Ingin mewujudkan semua itu, Tapi hampir pasrah, jangankan semua. Satu pun sangat susah.

ALHAMDULILLAH ALLOHU AKBAR
Aku wisuda bulan Desember 2016, sekarang bulan JULI 2018 Alloh telah mewujudkan itu semua.
💥💥💥💥💥💥💥

Nah kali ini aku ingin bercerita bagaimana proses mendapatkan beasiswa yang penuh perjuangan dan pengorbanan

Saat di Kalimantan, aku sudah diangkat sebagai karyawan tetap. Terasa bahagia sekali. Karena lingkungan kerja yang islami, kerjaan sangat mudah dan gajinya lumayan besar.

Akan tetapi hati tetap saja belum puas. Karena apa? Karena ilmu. Hampir setiap kerja, membawa buku. Disitu membaca dan memunculkan perasaan di dalam hati.

“ya Alloh… aku merindukan saat aku berada di majlis ta’lim, di kelas kuliah, saat aku mendengarkan orang lain memberi ilmu, lalu aku Tanya, lalu kami diskusi tentang ilmu, aku rindu itu, aku rindu bangku kuliah lagi, bukan di sini seharusnya tempatku berada, di sini aku tidak bisa mengaji, diskusi untuk mendapatkan ilmu”

Tumbuh lagi semangat untuk melanjutkan S2, setelah ku melihat lagi stempel di buku Prof. Dr. Ngubaidillah.,.M.E.Sy.  
Aku pun bilang ke orang tua, jika berniat melanjutkan S2, sontak beliau tampak tidak setuju. Aku pun memaklumi, beliau terbayang nantinya harus membiayai saya.

Sehingga saya mencari informasi beasiswadi google. Memang banyak info S2 beasiswa, tapi persyaratannya banyak dan susah. Dan 1 hal yang saya belum punya, yaitu TOEFL. Semua beasiswa S2 selalu menggunakan TOEFL. Setelah berhari – hari mencari, akhirnya menyerah.
“sudah lah, lupakan beasiswa, sekarang mencari yang biaya terjangkau”
Kemudian berganti mencari kampus S2 yang biayanya terjangkau. Ditemukan IAIN Salatiga, IAIN Nurjati Cirebon, IAIN Tulungagung, UNSIQ Wonosobo, dll. Akan tetapi setelah dihitung estimasi biaya selama kuliah, tabungan tidak cukup. Hanya cukup untuk biaya masuk dan semester pertama. Aku menjadi ragu, bagaimana kelanjutan semester 2, 3 dan 4?

Semakin galau, berkecamuk. Merasa ingin sekali S2 tapi seakan pintu tertutup rapat. Kalau beasiswa, aku tidak masuk kriteria. Kalau biaya sendiri, tabungan tidak cukup. Aku pun mengadu kepada Alloh
“ Ya Alloh… aku ingin melanjutkan kuliah lagi di S2. Tapi aku tidak masuk dalam kriteria beasiswa, dan jika biaya sendiri tabungaku tidak cukup. Aku pasrah padamu ya Alloh. Aku sudah tidak punya langkah lagi, kecuali berharap padamu”

QADARULLAH – MASYA ALLOH
Aku meneteskan air mata ketika menulis ini, karena merasa betapa Alloh tidak pernah menyia-nyiakan harapan dan doa kita. Tepat tanggal 21 Agustus 2017, aku mendapatkan informasi  Beasiswa S2 dari Kementrian Agama. Dan yang paling bersyukur, beasiswanya TANPA TOEFL!!!. Sesuai apa yang diinginkan. Akan tetapi batas waktu pendaftaran 31 Agustus 2017.
Sontak perasaan campur aduk
  1. Haruskah aku ikut beasiswa?
  2. Lalu aku keluar dari perusahaan?
  3. Sedangkan belum tentu ketika ujian seleksi, aku diterima
Semakin aku bingung, berifikir keras tentang kemungkinan – kemungkinan.

Kemungkinan No. 1, ketika tidak ikut beasiswa, berarti lama kerja di sini (PT), Sedangkan hati dan pikiran bukan lagi di pekerjaan, tapi di ilmu. Aku takut jika di akhirat kelak, Alloh akan menyalahkanku, bahwa Alloh telah memberikan jawaban doa untuku, sedangkan aku tidak mengambilnya, karena hanya alasan takut tidak diterima. 
Aku pun perang batin “bukankah Rasulullah dan sahabat juga mempunyai rasa cemas? Tapi bukan kah Alloh cukup bagi mereka untuk menguatkan?

Kemungkinan No. 2, ketika keluar perusahaan, tidak masalah kalau diterima beasiswa nya. Tapi bagaimana kalau tidak diterima???. Pasti aku akan malu pada orang tua, tetangga dan akan merasa bersalah kepada adik – adik. Aku egois, mengejar mimpi ku, tapi tidak membangun mimpi-mimpi adik – adik.

Super galau dalam kebimbangan, kubawa kegalauanku ke setiap doa. Satu – satunya jalan harus meminta petunjuk pada Alloh. Sebelum mengambil keputusan, aku sibukkan dengan berdoa dalam shalat wajib, istikharah, tahajud, Duha, dll. Aku meminta pada Alloh agar keputusan yang akan diambil adalah pilihan Alloh, bukan pilihan nafsu. Sehingga nanti Alloh selalu membimbing.

Dengan sering mendengarkan ceramah Ustad Hanan:
“SIAPA YANG HATINYA YAKIN KEPADA ALLOH, MAKA HATI ITU AKAN DIGENGGAM OLEH ALLOH, DAN KALAU ALLOH MENGGENGGAM HATI HAMBA-NYA, TIDAK MUNGKIN MEMBUAT HATI ITU KECEWA…DIARAHKAN OLEH ALLOH.
Bismillah… la haula wa la quwwata illa billah
Aku mengambil keputusan KELUAR/RESIGN

Aku sudah siap menerima resiko ketika tidak diterima beasiswanya. Tanggal 22 Agustus pamit denga Manajer dan teman – teman kerja.
Aku temui Manajer di tempat kerja, manajer langsung bertanya “bay! Katanya kamu mau S2 ya?
“oh iya pak” walaupun di hatiku sedih, belum tentu diterima
Beliau menjawab “bagus bay, saya dukung itu. Saya juga dulu sebenarnya ingin lanjut kuliah
oke pak terimakasih, minta doanya
Kemudian foto bersama manajer dan teman – teman untuk terakhir kalinya.
Sedangkan teman dekat langsung mengadakan sambutan terakhir untuk melepasku dengan bakar – bakaran ayam. Teman yang menjadi tempat bercanda, diskusi dan tertawa. Usia mereka di atasku, tapi mereka begitu rendah hati. Beliau namanya Pak Santoso dan Pak Sutris. Semoga Alloh memberkahi mereka.

23 Agustus 2018, kakiku meninggalkan KALIMANTAN naik Kapal Laut
24 Agustus 2018, kaki menapakkan di bumi Jawa lagi.
Aku langsung mempersiapkan berkas untuk ikut beasiswa dan aku mengantarkan ke kampus.
Akan diadakan 3 seleksi
  1. Seleksi Administrasi
  2. Seleksi Ujian Tulis ( TPA, Bahasa Arab dan Bahasa Inggris)
  3. Seleksi wawancara ( baca di sini Tips Wawancara)
Tanggal 9 september 2017, keluar hasil Seleksi administrasi.
SAYA KAGET…

Yang mendaftar berjumlah 50 Mahasiswa dari seluruh Kampus di Indonesia. Dan yang semakin membuat kecil hati, mereka dari kampus bagus – bagus, kampus negri, apalah aku. Sungguh sempat nge-down. Betapa tidak, 49 Mahasiswa adalah orang – orang hebat dan orang – orang solih yang dekat dengan Alloh. Sedangkan yang diterima Cuma 10 !
Merasa pesimis sekali, seakan – akan ketakutan yang dirasakan benar – benar akan terjadi. Yaitu, aku meninggalkan perusahaan, tapi tidak lolos beasiswanya. Hancur sudahhhh
LA TAHZAN INNALLOHA MA’ANA
JANGAN KHAWATIR, ALLOH BERSAMAKU yang tidak mempunyai apa – apa, tidak bisa apa – apa.
Bismillah… aku bangkit. Akan aku tunjukan, silahkan mereka pintar, kaya, solih dan sebagainya. Aku andalkan Alloh, karena hanya Alloh yang kupunya.

Seleksi Tulis pada tanggal 14 september 2017 dan seleksi wawancara tanggal 15 September 2017.
Setelah selesai semua tes seleksi, aku kembali lagi seperti sebelumnya. Yaitu melakukan
  1. Ibadah wajib, terutama jama’ah di masjid
  2. Shalat sunnah, terutama Tahajud dan Duha
  3. Do’a di waktu mustajab, terutama di Shalat wajib dan Tahajud
  4. Meminta Ibu untuk mendoakan
  5. Meminta teman – teman solih dan anak yatim untuk mendoakan
  6. Bersedekah
  7. Dan berusaha melakukan segalanya sesuai tuntunan Rasulullah untuk menyempurnakan ikhtiar dan menyempurnakan segala kekurangan.
Hasil seleksi akan diumumkan hari Ahad, tanggal 17 September 2017. Dalam berharap cemas, aku bersama Musabbiqul Fikri ( semoga Alloh selalu merahmatinya ) pergi ke Sekertariat PB HMI, Jakarta Selatan dengan mengendarai motor pada 15 september setelah selesai ujian wawancara.
Kenapa kesana?
Karena aku mau menyambut pengumuman hasil seleksi di Jakarta. Jika seandainya tidak diterima, bisa menghibur diri dengan keindahan kota Jakarta.

Di hari ahad ketemu dengan ketemu sahabat baiku, Salman Al Farisi ( semoga Alloh selalu merahmatinya), yang kebetulan di Jakarta juga. Di pagi hari, aku membuka website belum keluar juga pengumumannya. Berkali – kali membuka tidak kunjung keluar juga, membuat semakin cemas.
Akhirnya kami bertiga shalat jama’ah Dzuhur, aku mau berdo’a untuk terakhir kalinya sebelum membuka pengumuman. Setelah berdoa, aku membuka website di HP, lalu ..........

SUBHANALLOH… sudah keluar pengumumanya!. Lalu download pdfnya, betapa cemasnya, hati dan bibir berdzikir. Setelah terbuka pengumumannya….
ALLOHU AKBAR
Aku sujud syukur
Kuteriakkan Takbir
Kupeluk temanku
Salman pun bingung ada apa, Fikri menjelaskan jika aku mendapatkan pengumuman Seleksi Beasiswa S2.

Aku terharu..
Aku ingin menangis :'(

Betapa tidak… aku tidak hanya diterima sebagai 10 mahasiswa penerima beasiswa S2 dari Kementrian Agama RI 2017-2019. Tapi Alloh memberi lebih dari yang kupinta, yaitu Dari 50 Mahasiswa pendaftar se – Indonesia. Saya PERINGKAT 1
Alloh sangat mencintai kita, kita yang sering lupa pada Nya. Kita sering mengandalkan akal kita, harta kita, kekuatan kita. Alloh pun nomor sekian.
Padahal Alloh lah yang mengatur semuanya.
Impianku dari dulu yang hampir putus asa aku mendapatkannya, akhirnya QADARULLAH, Alloh mewujudkannya
SUBHANALLOH, WAL HAMDULILLAH, WA LA ILAAHA ILLALLOH.

Ini bukan aku yang hebat, tapi Alloh yang memudahkan dengan do’a orang tuaku dan orang – orang solih di sekitar.
Nilai beasiswa nya pun sangat banyak. alhamdulillah bisa buat modal nikah, modal bisnis, dan lainnya

Wahai saudaraku…
Mari selalu berusaha libatkan Alloh di setiap impian kita. Jangan kan kemewahan dunia, Surga saja yang seluasnya langit dan bumi  telah dijanjikan untuk kita. Apalagi hanya beasiswa

Akhir kata… saya mohon doa antum, agar Alloh mengampuniku, dan mewujudkan impianku selanjutnya... 
Ya Alloh.. ampunilah dosa saudaraku yang sedang membaca ini, berilah dia beasiswa di Dunia, dan Akhirat
Sekian dariku… dari hamba Alloh yang penuh kekurangan dan dengan iman, Alloh menyempurnakan
Wallohu a’lam
Kebumen, 3 Juli 2018
Ngubaidillah,M.Pd
Tags

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top