Ada seseorang yang bertanya, “di lain sisi ada dalil yang menyatakan bahwa Alloh menyukai keindahan, tapi di lain dalil, Alloh menyukai kesederhanaan, apakah dalil tersebut tidak bertentangan?”
Menurut saya, hal dalil itu tidak lah kontradiksi atau bertentangan, akan tetapi bersifat komplementasi atau melengkapi. Mari kita bahas berdasarkan dalil yang ada
1. Dalil Alloh menyukai keindahan
إِنَّ اللهَ جَمِيْلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ
Rasulullâh bersabda: “Sesungguhnya Allah Maha Indah dan mencintai keindahan (HR. Muslim (no. 91)
Secara sepintas kita dapat mengartikan bahwa Alloh Yang Maha Indah lebih suka kepada kita yang melakukan segala hal dengan indah. Lalu apa makna “indah” itu sendiri?
a. Makna keindahan secara fisik
Maksudnya kita berpenampilan dengan bersih dan rapih, sehingga membuat kesan menyejukan bagi yang memandang. Sehingga menjaga badan dan pakaian agar selalu bersih dan rapih, agar memunculkan keindahan bagi yang memandang dan bagi Alloh yang memang sangat mencintai keindahan.
hal ini diperintahkan langsung oleh Alloh.
يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, (QS. Al-A’raf : 31)
b. Makna keindahan secara non-fisik
Kesempurnaan islam mengatur segala aspek kehidupan. Termasuk aspek yang tidak tampak oleh mata, tapi dampaknya terlihat. Yaitu “jiwa” atau psikologi seseorang. Karena belum tentu manusia yang penampilannya indah, jiwanya indah juga. Karena kita tahu, bahwa pencuri terkenal di Negara kita justru orang – orang yang berpenampilan indah, mengenakan jas, dasi bahkan mobil mewah. Tapi apakah keindahan seperti itu yang dimaksud dalil di atas?
Allah Azza wa Jalla mencintai seorang hamba yang menghiasi ucapannya dengan kejujuran, menghiasi hatinya dengan keikhlasan, kecintaan, selalu kembali dan bertawakkal kepada-Nya, dan menghiasi anggota badannya dengan ketaatan kepada-Nya,
2. Dalil Alloh menyukai kesederhanaan
Kita pahami, lawannya kesederhanaan adalah bermegahan atau berlebihan. Padahal Alloh sangat membenci ini
Dalil ini bisa menggunakan kelanjutan dalil di atas tentang keindahan.
يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Artinya :
"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-A’raf : 31)
Jika kesederhanaan adalah ciri ahli surga, maka berlebih-lebihan dan bermegahan adalah cirri ahli neraka. Sebagaimana dalam al-Qur’an yang berbunyi:
وَأَصۡحَٰبُ ٱلشِّمَالِ مَآ أَصۡحَٰبُ ٱلشِّمَالِ. فِي سَمُومٖ وَحَمِيمٖ. وَظِلّٖ مِّن يَحۡمُومٖ. لَّا بَارِدٖ وَلَا كَرِيمٍ. إِنَّهُمۡ كَانُواْ قَبۡلَ ذَٰلِكَ مُتۡرَفِينَ
Artinya: Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu. Dalam (siksaan) angin yang amat panas, dan air panas yang mendidih, dan dalam naungan asap yang hitam. Tidak sejuk dan tidak menyenangkan. Sesungguhnya mereka sebelum itu hidup bermewahan
3. Kesimpulan
Jadi Alloh menyukai keindahan adalah keindahan yang ditampilkan melalui kebersihan, kerapihan dan kesucian secara fisik dan non-fisik. Sedangkan makna kesedrhanaan adalah membatasi kita agar dalam membangun keindahan tidak berlebihan bahkan tidak dengan kesombongan.
Wallohu a’lam
Kebumen, 17 September 2018