Awal Mula Menganal Buku dan ILMU

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِÙŠْÙ…ِ
اللَّÙ‡ُÙ…َّ صَÙ„ِّ عَÙ„َÙ‰ Ù…ُØ­َÙ…َّدٍ
Dulu aku sekolah di SMA jurusan IPA. Jadi aku tuh anak IPA, tau kan kalau anak IPA impiannya jadi apa? Dan kuliah jurusan apa? Ya yang nyambung lah, yang terkait matematika, fisika, kimia, dsb Begitu juga dengan aku, dengan melihat teman-teman SMA yang hamper semua mendaftar di kampus-kampus besar dengan jurusan tentang IPA, aku pun jadi terbawa.
Aku mendafar SNMPTN (sekarang SBMPTN), saat itu kalau ga salah aku pilih UNNES sama UNS. Kala itu tes nya di kampus UGM. Karena saking ngototnya ingin masuk kampus negri, selang beberapa hari, aku ikut SPMB-PTAIN (sejenis SBMPTN, tapi khusus kampus Islam Negri). Saat itu aku pilih UIN jogja sama UIN Malang.

Kalian tau apa jurusan yang kupilih?, kalau ga salah: Pendidikan Kimia, Pendidikan Matematika, Teknologi Informasi, dll
Dan akhirnya…. Semuanya gagal total.
Karena rencana di kampus negri kandas, akhirnya aku mendaftar di kampus swasta di kota kecil, kota kelahiranku. Yaa.. kampus swasta, yang sama orang-orang di tempatku juga dipandang sebelah mata. Aku masuk ke kampus itu, juga karena arahan ibu, mungkin kasihan anaknya daftar kesana-sini tidak diterima, sudah lah yang penting kuliah.

Karena “yang penting kuliah”, aku pun mendaftar di kampus itu, dan aku tidak berfikir tentang jurusan, taunya ya kuliah.
Semester 1, 2, 3, 4 aku belum “klik” dengan kuliahku, apalagi jurusanku. Karena aku belum bisa move on dengan kegagalanku, aku tidak menyangka terdampar di kampus swasta, sedangkan teman-temanku sudah di kampus impian mereka.
Alhamdulillah, Qadarullah, aku bertemu dosen yang inspiratif yang menjadi perantara aku mendapat hidayah atau suntikan semangat. Saat itu semester V, pada saat mata kuliah Ilmu Kalam, aku bertanya sekaligus curhat, kalau tidak salah

pak, dulu saya SMA jurusan IPA, saya mendaftar di kampus negri tidak diterima makanya saya ke sini. Dan di sini saya belum tahu arahnya mau jadi apa”
Jawaban singkat yang sangat berpengaruh dalam hidupku kelak, beliau menjawab
“ya sekarang banting stir. Jangan Cuma jadi pendidik/guru, tapi jadi lah ahli pendidikan. Perbanyak baca buku, buat target berapa banyak buku yang harus dibaca”.
Masya Alloh, seolah aku tertampar dengan jawaban beliau, aku merasa selama ini dalam kehampaan intelek. Tidak lama kemudian, di luar kampus aku mengirim pesan ke dosen tersebut.
“pak, buku apa yang bapak rekomendasikan untuk saya beli dan baca?”

Setelah beliau menjawab, saya dari kota Kebumen dengan mengendarai sepeda motor semangat menuju Kota Yogyakarta untuk mencari Buku Rekomendasi dosen. Aku pun memilah-milah buku rekomendasi dosen, ternyata banyak yang tidak ada. Setelah berbalas pesan dengan dosen, akhirnya ketemu buku yang ada di toko, yaitu bukunya Prof. Dr. Amin Abdullah yang berjudul Islamic Studies. Dan juga aku membeli banyak buku lainnya, dan perlu setelahnya aku baru sadar. Baru kali ini aku nekad menghabiskan uang untuk membeli banyak buku, padahal uangku tidak seberapa, tapi entah kenapa ada semangat yang begitu kuat.
Setelah buku terbeli, tiba saatnya keharusan untuk membaca. Sesuai rekomendasi dosen, buku yang harus kubaca dulu yaitu Islamic Studies. Langsung aku membuat target, buku yang tebalnya 360-an halaman itu, harus aku selesaikan dalam waktu 7 hari.

Subhanalloh, 7 hari yang berat dalam sejarah kuliahku. Kata demi kata ku baca, baris demi baris semua itu harus habis. Sungguh sangat berat, karena aku selalu bertemu dengan kata-kata ilmiah yang bikin kepalaku pusing. Dan nama-nama tokoh yang selalu menghiasi lembar demi lembar, aku Cuma heran “siapa dia?kenapa ada nama dia di sini?kenapa aku harus repot-repot membaca pemikirannya?kan aku baca tulisan si pengarang ini?”
Ya pertanyaan konyol, tapi menghantui pikiranku.
Setelah 7 hari, Alhamdulillah selesai aku merasa terbebas dari belenggu yang begitu menyesakkan. Akan tetapi masih banyak buku yang harus ku selesaikan, melihat tumpukkan itu terasa ada beban, tapi kan sayang sudah di beli. Akhirnya dibaca lagi, dan dibuatlah daftar buku yag harus dibaca dulu dan berapa hari harus selesainya.

Setelah membaca buku berikutnya, Masya Alloh, otakku mulai terang. Ternyata nama-nama tokoh dan istilah ilmiah di buku sebelumnya, sering di sebut di buku yang lain. Sehingga membuatku penasaran untuk mencari “tahu apa artinya”,”siapa dia, orang mana?, apa buku asli dan pemikirannya?”.
Begitulah lambat laun, aku menjadi mengetahui dan semakin tahu tentang jurusan yang kuambil, yaitu Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Fakultas Tarbiyyah atau Pendidikan.
Semakin banyak buku yang kubaca, terutama Sejarah Peradaban Islam. Yang menjadi jawaban dari berbagai pertanyaanku saat itu
Tahun berapa Nabi Muhammad dilahirkan?
Bagaimana kondisi eropa saat zaman nabi?
Siapa Imam Syafi’I, imam mailik
Apa hubungannya dengan Imam Ghazali
Apakah nama-nama yang selama ini dikenal seperti mereka adalah hidup sezaman?
Bagaimana proses islam masuk Indonesia?
Dan sebagainya
Yang setelah membaca berbagai referensi keislaman, membuat hipotesis
Betapa dangkal ilmuku
Betapa luas ilmu Alloh
Betapa indah ajaran Rasulullah
Betapa dahsyat tokoh-tokoh pengikutnya

Berawal dari situ, aku semakin semangat, tidak lagi minder dengan kampusku yang swasta. mulai muncul prinsip, dimanapun tempatnya, carilah ilmu sebanyaknya. biarpun kampusku kecil, semangatku harus besar untuk mengarungi samudera ilmu Alloh. semngat itu membara, terutama semangat membaca. Ilmu Islam dengan segala cabangnya seperti qur’an, hadits, fiqih, ushul fiqh dsb. Maupun ilmu sains, social, ekonomi dan sebagainya.
Alhamdulillah, Alloh memberikanku kesempatan untuk mengikuti Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa ke 25 di Semarang, cabang Lomba Karya Tulis Ilmiah AL Qur’an.
Demikian sedikit ceritaku awal mula “kenal” dengan buku dan ilmu. semoga Alloh memberikan kepada kita tambah ilmu yang bermanfaat dunia dan akhirat, dam menjadikan kita dan anak cucu kita sebagai bagian dari generasi yang membangkitkan islam, yang:
  1. Setelah mentaati kewajiban dan larangan yang Alloh tetapkan
  2. Selalu berusaha mengikuti sunnah Rasulullah
  3. Mengkaji segala keilmuan islam seperti, aqidah, fikih ibadah, fikih muamalah, qur’an dan tafsirnya, hadits, dsb
  4. Mengkaji segala ilmu yang hampir punah dari ummat islam, seperti ilmu ekonomi, sosiologi, fisika, kimia, matematika, geometri, geologi, astronomi, dsb yang sesungguhnya merupakan ilmu Alloh semua
Semoga Alloh memberikan kemanfaatan melalui tulisan ini, 

Alhamdulillah
Wallohu a’lam
Banyumas, 24 September 2019 / 25 Muharram H
Ngubaidillah, M.Pd
Tags

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top