Saya menulis ini berawal dari pengalaman orang lain dan pengalaman sendiri yang akhirnya dikecewakan bahkan oleh teman sendiri karena hutang. Sehingga memang benar apa adanya, banyak sekali potensi dosa dalam berhutang:
1. Dusta
Dari awal penghutang selalu berkata manis, akan mengembalikan hari ini hari itu, 1 hari lah, pekan depan lah. Namun nyatanya molor 1 bulan, 2 bulan, 1 th bahkan lenyap. Artinya semakin banyak dia berdusta akan semakin dia menganggap biasa dan sebaliknya si penghutang akan semakin kecewa.
2. Ingkar Janji
Setiap penghutang selalu berkata bahkan berjanjii akan membayar pada "waktu ini", tapi setelah datang waktunya dengan berbagai alasan, akhirnya zonk artinya dia mengingkari janjinya.
Apakah 2 keburukan itu merupakan tanda munafik?, wallahu a’lam
Rasulullah ﷺ bersabda,
مِنْ عَلاَمَاتِ الْمُنَافِقِ ثَلاَثَةٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا ائْتُمِنَ خَانَ
“Di antara tanda munafik ada tiga: jika berbicara, berdusta; jika berjanji, tidak menepati; jika diberi amanat, berkhianat.” (HR. Muslim, no. 59)
Dalam riwayat lain disebutkan,
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ وَإِنْ صَامَ وَصَلَّى وَزَعَمَ أَنَّهُ مُسْلِمٌ
“Tanda munafik itu ada tiga, walaupun orang tersebut puasa dan mengerjakan shalat, lalu ia mengklaim dirinya muslim.” (HR. Muslim, no. 59)
3. Dzalim
Dari awal pemberi hutang sudah berniat baik dg menolong, namun apa balasannya?
Penghutang tidak peduli di balik uang yg dipinjam ada kebutuhan si empunya yang harus dipenuhi, entah buat makan, berobat maupun pendidikan. Tapi pemberi hutang didzalimi oleh penghutang, padahal do’a orang terdzalimi sangat mujarab.
Sahabat Mu’adz bin Jabal pernah diberi wasiat oleh Nabi ﷺ ketika diutus ke Yaman,
وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ ، فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ
“Hati-hatilah dengan doa orang yang dizalimi. Ingatlah tak ada hijab antara dirinya dengan Allah (doa tersebut akan diijabahi, tak tertolak, pen-).” (HR. Bukhari, no. 1496 dan Muslim, no. 19)
Syukur-syukur orang yang dizalimi malah doakan kebaikan. Namun kalau yang ia doakan jelek bagaimana?. Coba renungkan. Bisa jadi masalah-masalah yang selama ini belum Allah angkat dan berikan jalan keluar, cuma lantaran ada tindakan zalim pada orang lain.
4. Hilang Kepercayaan
Kepercayaan adalah hal yang sangat mahal dalam interaksi manusia. Dan membangunnya pun susah, tapi meruntuhkannya sangat mudah. 1x berkhianat, pemberi hutang takan pernah sudi menolong dan membantunya. Dan 1x dia mengecewakan seseorang , dia akan terbiasa mengecewakan orang lain juga. (TIPS Agar Do'a Mudah Terkabul)
5. Memutus Tali Silaturahim atau persahabatan
Apa jadinya kalau seorang sahabat dilukai ditipu habis-habisan oleh teman atau saudaranya yang telah berhutang?. Tentu umumnya akan terluka, biarpun tidak secara deklarasi memutuskan silaturahim, paling tidak dari kejadian itu akan memberikan warning “bahwa si A telah mengecewakan, tidak bisa dippercaya”, yang biasanya akan menjadikan jarak. Si penghutang mungkin akan malu di kemudian hari untuk berinteraksi dan pemberi hutang sudah malas dan kapok berinteraksi sehingga secara pelan-pelan melunturkan bahan memutuskan tali silaturrahim atau persahabatan, kecuali manusia yang sangat mulia hatinya. jika ini terjadi kira-kira apa penyebab utamanya? Ya tentu karena orang yang berhutang lalu berkhianat.
لَا يَدْخُلُ اَلْجَنَّةَ قَاطِعٌ – يَعْنِي: قَاطِعَ رَحِمٍ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Rasulullah ﷺ bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahim.” [HR. Bukhari, no. 2984 dan Muslim, no. 2556]
6. Terancam Masuk Neraka
Dari Tsauban, Rasulullah ﷺ bersabda,
مَنْ فَارَقَ الرُّوحُ الْجَسَدَ وَهُوَ بَرِىءٌ مِنْ ثَلاَثٍ دَخَلَ الْجَنَّةَ مِنَ الْكِبْرِ وَالْغُلُولِ وَالدَّيْنِ
“Barangsiapa yang ruhnya terpisah dari jasadnya dan dia terbebas dari tiga hal: [1] sombong, [2] ghulul (khianat), dan [3] hutang, maka dia akan masuk surga.” (HR. Ibnu Majah no. 2412)
7. Pahala akan Menjadi Pengganti Hutang yang Tak dibayar
Dari Ibnu ‘Umar, Rasulullah ﷺ bersabda,
مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ دِينَارٌ أَوْ دِرْهَمٌ قُضِىَ مِنْ حَسَنَاتِهِ لَيْسَ ثَمَّ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu Majah no. 2414)
8. Nasibnya Menggantung
Dari Abu Hurairah, Nabi ﷺ bersabda,
نَفْسُ الْمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ
“Jiwa seorang mukmin masih bergantung dengan hutangnya hingga dia melunasinya.” (HR. Tirmidzi no. 1078)
Al ‘Iroqiy mengatakan, “Urusannya masih menggantung, tidak ada hukuman baginya yaitu tidak bisa ditentukan apakah dia selamat ataukah binasa, sampai dilihat bahwa hutangnya tersebut lunas atau tidak.” (Tuhfatul Ahwadzi, 3/142)
9. Dihukumi sebagai Pencuri
Dari Shuhaib Al Khoir, Rasulullah ﷺ bersabda,
أَيُّمَا رَجُلٍ يَدَيَّنُ دَيْنًا وَهُوَ مُجْمِعٌ أَنْ لاَ يُوَفِّيَهُ إِيَّاهُ لَقِىَ اللَّهَ سَارِقًا
“Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri.” (HR. Ibnu Majah no. 2410)
Al Munawi mengatakan, “Orang seperti ini akan dikumpulkan bersama golongan pencuri dan akan diberi balasan sebagaimana mereka.” (Faidul Qodir, 3/181)
10. Jenazahnya tidak pantas dishalati
Dari Salamah bin Al Akwa’ radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah enggan menyalati jenazah yang mempunyai hutang sampai Abu Qatadah yang mau menanggung hutangnya. (HR. Bukhari no. 2289)
11. Dosa Hutang Tidak Akan Terampuni Walaupun Mati Syahid
Dari ‘Abdillah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah ﷺ bersabda,
يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلاَّ الدَّيْنَ
“Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali hutang.” (HR. Muslim no. 1886)
12. Nabi ﷺ Berlindung dari Berhutang
Rasulullah ﷺ bersabda,
كَانَ يَدْعُو فِى الصَّلاَةِ وَيَقُولُ « اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ » . فَقَالَ لَهُ قَائِلٌ مَا أَكْثَرَ مَا تَسْتَعِيذُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مِنَ الْمَغْرَمِ قَالَ « إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ » .
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berdo’a di akhir shalat (sebelum salam): ALLAHUMMA INNI A’UDZU BIKA MINAL MA’TSAMI WAL MAGHROM (Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan banyak utang).”
Lalu ada yang berkata kepada beliau “Kenapa engkau sering meminta perlindungan adalah dalam masalah hutang?” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika orang yang berhutang berkata, dia akan sering berdusta. Jika dia berjanji, dia akan mengingkari.” (HR. Bukhari no. 2397)
=================================
Wasiat untuk yang "akan/sedang" berhutang
- Jangan kecewakan orang yang telah menolongmu, apalagi dia teman bahkan keluargamu
- Jangan gadaikan surga-mu dengan uang yang tidak seberapa, yang dimana semua pahala ibadahmu selama ini terancam dikuras untuk membayar hutang kelak di akhirat
- Di dunia kamu bisa lari dengan ribuan alasan bahkan blokir kontak, tapi di akhirat mau lari kemana?
- Berfikirlah sebelum berhutang “Mampukah saya melunasi hutang tersebut dan mendesakkah saya berhutang?”
Ingatlah! hutang pada manusia tidak bisa dilunasi hanya dengan istighfar.