Profil Pondok Pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman - Bogor

Sejarah berdirinya

    Didirikannya Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School berawal terjadinya dampak krisis moneter, banyak sekali kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Di saat itu As Syekh Habib Saggaf Bin Mahdi Bin Syekh Abi Bakar Bin Salim yang masih bertempat tinggal di kawasan perumahan Bintaro Jaya merasa prihatin dan sedih dengan hal tersebut. 
    Banyak para remaja yang putus sekolah serta tidak mampu melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi karena krisis moneter serta terjadinya krisis moral dimana-mana, menjadikan beliau bersikeras mendirikan suatu lembaga pendidikan gratis demi meringankan beban bagi mereka yang tidak mampu, umumnya bangsa Indonesia. Sehingga dengan tekad dan kemauan beliau yang mulia tersebut, beliau rela meninggalkan kota metropolitan dan mengambil keputusan untuk menetap di desa. Beliau akhirnya pindah ke desa Waru Jaya, Kecamatan Parung, Jawa Barat. Desa yang penduduknya waktu itu masih berada dibawah garis kemiskinan yang mayoritas penghasilan mereka hanya mengandalkan penjualan daun melinjo serta ikan air tawar.

    Kemudian, mulailah beliau membangun sebuah Pondok Pesantren. Pada mulanya para santri menetap di asrama belakang rumah Beliau yang merupakan hibah dari teman akrab yang bernama Bapak Gembong. Nama al-Ashriyyah Nurul Iman sendiri diambil dari Bahasa Arab, al-Ashriyyah artinya modern. Dengan tujuan kedepannya pondok pesantren ini diharapkan mampu menjadi pusat pembinaan pendidikan agama dan pengetahuan umum secara terpadu dan modern. Nurul Iman berasal dari dua kata nuur dan al-iman yang artinya cahaya keimanan. Dengan harapan seluruh santri yang belajar di sini akan menjadi para ulama (ilmuwan) yang memiliki kecakapan pengetahuan agama dan pengetahuan umum yang kredibel dan dalam keterpaduannya selalu tak lepas dari keimanan sebagai cahaya yang menjadi asas kehidupannya

    Dengan semakin bertambahnya santri dari waktu ke waktu, tepatnya pada tanggal 16 Juni 1998, almarhum Abah (Allohummaghfirlahu) beserta istri Umi Waheeda binti Abdul Rahman,S.Psi,M.Si. merintis pembangunan dengan mendirikan kobong bambu (asrama pertama) yang hanya berukuran 3 x 4 m (tiga kali empat meter). Dengan disaksikan para pejabat pemda kabupaten Bogor dan para duta besar dari beberapa negara tetangga, yaitu duta besar Arab Saudi, Brunei Darussalam, Singapura dan Malaysia di atas lahan 17 hektar peletakan batu pertama pendirian Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman dilaksanakan.

    Atas rekomendasi dari Kepala Desa Waru Jaya dan Camat Kecamatan Parung tertanggal 10 Maret 1999, serta telah terdaftar pada kantor Departemen Agama Kabupaten Bogor sejak tanggal 12 Maret 1999 dengan nomor: MI-10/1/PP/007/825/1999. AKTA PENDIRIAN Yayasan Nomor 18 tanggal 14 Juni 2011, Notaris Bambang Suprianto, S.H., M.H. dan Pejabat Pembuat Akta Tanah SK Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI No. C-319.H.T.03.02-TH.2001 SK Ka. BPN NO. 5-X-2002, tanggal 25 April 2002.

Jenjang Pendidikan Formal

1)      TK Al-Ashriyyah Nurul Iman
2)      SD Al-Ashriyyah Nurul Iman
3)      SMP Al-Ashriyyah Nurul Iman
4)      SMA Al-Ashriyyah Nurul Iman
5)      STAI Nurul Iman

Jenjang Pendidikan Non Formal

1)      Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
2)      Lembaga Kursus dan Pelatihan Bahasa Inggris
3)      Lembaga Kursus dan Pelatihan Komputer
4)      Lembaga Kursus dan Pelatihan Menjahit
5)      Lembaga Kursus dan Pelatihan Bahasa Arab

Kewirausahaan Pondok Pesantren 

    Berawal dari pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan Pondok Pesantren, perlu adanya kreatifitas yang menunjang untuk membantu berjalannya kegiatan santri-santri, dengan berdirinya unit usaha daur ulang sampah pada tahun 1998 semenjak Pondok Pesantren ini berdiri, dengan dikelola oleh santri-santri yang sudah ditunjuk oleh pihak Yayasan sebagai penanggung jawab berjalannya unit usaha ini, usaha ini pertama kali digagas oleh Pegasuh dengan tujuan untuk “melestarikan lingkungan hidup dan meningkatkan kretivitas santri yang mandiri”. 

    Karena melihat potensi penghasilan dari sampah yang sangat banyak, sehingga munculnya ide untuk memanfaatkan barang-barang sampah yang dapat didaur ulang untuk dijadikan barang yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi, Hasil dari daur ulang sampah tersebut dipergunakan untuk mendirikan usaha pembuatan roti, dari situlah perkembangan unit-unit usaha satu persatu bertambah banyak, sehingga muncul unit koprasi Nurul Iman, dari penghasilan tersebut Pengasuh membelikan santri sebuah mesin Offset berukuran sedang yang sekarang menjadi percetakan serta bekembangnya unit-unit usaha lainnya.
    Dari beberapa kegiatan santri yang sering dijadikan objek perbandingan dan studi banding adalah penerapan entrepreneurship, sekitar 16 unit kewirausahaan dijalankan dilembaga tersebut serta unit usaha-usaha lainnya, yang baru dirintis dengan jumlah keseluruhan 22 unit usaha yang pastinya. Untuk menekankan santri dalam mengedepankan sklill yang harus digali dalam berwirausaha dapat dimulai dengan praktek secara langsung melalui beberapa unit usaha,
    Hal ini dimaksudkan agar kemampuan wirausaha santri dapat terasah dengan matang dan siap guna, baik secara teoritis maupun praktis sehingga santi tidak bimbang lagi ketika sudah lulus dari pondok pesantren, dari kemampuan skill yang dimilikinya.
Adapun jenis unit-unit kwirausahaan di pondok pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School ini adalah
  1. Daur Ulang Sampah,
  2. Toko Nurul Iman,
  3. Pertanian,
  4. Budidaya Ikan Air Tawar dan Ikan Hias,
  5. Pabrik Roti,
  6. Nurul Iman Offset,
  7. Pabrik Air Hexagonal OINTIKA,
  8. Pabrik Tahu dan Tempe,
  9. Susu Sari Kedelai,
  10. Public Entertaimen,
  11. Peternakan,
  12. Pupuk Organik dan Biogas,
  13. Konveksi Nurul Iman,
  14. Paving Block,
  15. Studio Nurul Iman,
  16. Tata Boga Nurur Iman.

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top