Pudarnya Masa Depan Kuliah Guru

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِÙŠْÙ…ِ

اللَّÙ‡ُÙ…َّ صَÙ„ِّ عَÙ„َÙ‰ Ù…ُØ­َÙ…َّدٍ

Disclaimer:
Tulisan ini bukan untuk menjatuhkan sebuah institusi atau menjatuhkan mental dari mahasiswa keguruan, tulisan ini justru menyadarkan mereka untuk mengetahui kondisi terkini dari profesi guru yang kemudian mereka (mahasiswa keguruan) melakukan persiapan, bukan berpangku tangan atau malas-malasan

Kuliah jurusan keguruan merupakan salah satu jurusan yang paling banyak digandrungi oleh calon mahasiswa atau lulusan SMA. Ada beberapa faktor kenapa banyak yang memilih jurusan keguruan:
1. Motivasi Internal
mereka menginginkan untuk menjadi guru karena terinspirasi dengan guru-guru yang telah mengajar mereka atau berbagai motivasi lainnya
2. Keinginan Orang Tua
Orang tua yang masih membawa paradigma lama, tentu memandang guru sebagai profesi yang menjanjikan, sehingga tak jarang anaknya diarahkan bahkan dipaksa mengambil jurusan guru. Hal ini mungkin benar dan berlaku
3. Pelarian
Setelah mendaftar ke jurusan impian tapi tidak diterima, banyak dari mereka memilih jurusan keguruan sebagai alternatif “daripada ga kuliah”,”daripada nganggur”.

Apapun faktornya, ada hal penting yang perlu diketahui oleh calon atau mahasiswa keguruan tentang kondisi terkini dunia keguruan yang bisa menjadi penyebab pudarnya masa depan keguruan, antara lain:

1. Tidak ada lagi CPNS Guru

Alasan kebanyakan memilih menjadi guru atay orang tua menginginkan anaknya menjadi guru yaitu “siapa tahu besok diangkat”, maksudnya diangkat menjadi PNS yang mempunyai gaji pasti tiap bulannya dan yang lebih menarik lagi mendapatkan pensiunan. Itu dulu, sekarang sudah tidak berlaku lagi. Mulai 2021, pemerintah sudah tidak lagi membuka lowongan CPNS formasi guru apapun. Sehingga secara mudahnya disimpulkan, status PNS guru segera dihapuskan.

2. PPPK Sebagai pengganti status PNS

PNS Guru dihapuskan, kemudian diganti dengan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Dalam UU Aparatur Sipil Negara (ASN) terdiri dari PNS dan PPPK. Perbedaan mendasar dari keduanya adalah PNS mendapatkan pensiunan, sedangkan PPPK tidak. Hak dan Kewajiban lainnya kebanyakan bersifat sama diantara keduanya, seperti tunjangan keluarga, fungsional dsb

3. PPPK hanya untuk yang sudah Honorer

Sekilas penggantian status PNS ke PPPK, tidak menjadi permasalahan bagi guru aktif, walaupun masih ada sebagian yang tidak setuju. Namun menjadi masalah ketika Syarat Utama mendaftar PPPK yaitu guru tersebut terdaftar di Dapodik (Data Pokok Pendidikan). Artinya mahasiswa yang sedang mengajar, yang baru lulus atau baru mengajar yang tidak terdaftar di dapodik dipastika tidak diperbolehkan ikut

4. Honorer segera dihapuskan

Pemerintah sedang merencanakan penghapusan honorer pada tahun 2023 di semua instansi pemerintahan. Artinya tidak diperbolehkan lagi mengangkat tenaga honorer atau wiyata bakti di berbagai instansi termasuk sekolahan tidak boleh mengangkat guru honorer. tentu hal ini yang paling terkena dampak yaitu Jurusan Keguruan. Lulusannya mau dibawa kemana? Sedangkan lapangan pekerjaan yang sesuai kualifikasi telah ditutup rapat

5. Banyaknya mahasiswa keguruan yang tidak paham dengan ilmu keguruan

Ini hal yang paling tragis, kuliahnya pendidikan atau keguruan, namun ilmu tentang kependidikan itu sendiri kurang memahami apalagi menguasai. Apa saja ilmu keguruan? Seperti: teori belajar yang erat kaitannya dengan teori psikologi, metode pembelajaran, media pembelajaran, kurikulum dan sebagainya.
Yang jadi permasalahan bagi mahasiswa keguruaan adalah “ilmunya sendiri tentang keguruan saja tidak menguasai, lalu apa yang menjadi nilai tawar nanti setelah lulus di dunia kerja?”

6. Aplikasi Ilmu Keguruan membutuhkan wadah formal

Selanjutnya jika mahasiswa telah lulus dan menguasai ilmu di bidang keguruan, maka legitimasi atau pengakuan resmi mereka ada di lembaga pendidikan formal. Memang bisa saja masuk ke sektor non formal, bahkan sebagian ilmunya bisa diterapkan di pendidikan informal, yaitu keluarga. Namun jika melihat mata kuliah yang diajarkan, orientasi utamanya mahasiswa keguruan diarahkan ke wadah formal. Karena meliputi kurikulum, perencanaan pembelajaran sampai evaluasi.

Namun yang disayangkan, jumlah banyaknya lulusan keguruan tidak sebanding dengan lowongan guru yang tersedia, apalagi ditambah dengan fakta no 3 & 4. Misalkan dalam satu tahun kelulusan mahasiswa keguruan berjumlah 10.000 orang, sedangkan daya serap lembaga formal hanya 5.000/tahun. Sehingga terjadi pengangguran atau tidak terserapnya mahasiswa keguruan ke lembaga pendidikan formal yang begitu banyaknya.

7. Mahasiswa keguruan hanya berkutat pada keahlian kependidikan, tanpa mencoba keahlian lain

Kuliah adalah masa dimana seorang mahasiswa diberi kesempatan untuk meraup ilmu maupun keahlian dalam berbagai bidang. Secara idealnya mahasiswa keguruan mempunyai ilmu dan keahlian yang terkait dengan pendidikan itu sendiri. Namun lebih idealnya lagi, jangan hanya berkuta pada keguruan saja, harus mencoba ilmu dan keahlian bidang lain. Kenapa? Karena secara realistis, lulus dari jurusan keguruan nantinya tidak menjamin menjadi guru

8. Banyaknya mahasiswa keguruan yang akhirnya bekerja di sektor non pendidikan

Tidak dipungkiri lagi, sarjana pendidikan tersebar tidak hanya di lembaga pendidikan. Tapi juga di berbagai sektor, seperti administrasi perusahaan, marketing, tambang, BUMN dan sebagainya. Hal ini mendukung poin no 6, bahwa wadah formal tidak mampu menampung banyaknya lulusan pendidikan juga banyaknya pula mahasiswa yang mulai sadar jika profesi di pendidikan kurang menjanjikan secara finansial. Oleh karena itu banyak yang lari ke sektor non pendidikan

Lalu apakah ini salah? Tentu tidak, justru ini menjadi rambu-rambu untuk pengelola kampus bahkan mahasiswa itu sendiri. Bahwa “biarpun kuliah jurusan pendidikan, belum tentu nanti kalian jadi guru, oleh karena itu sekarang gali potensi masing-masing dan maksimalkan entah dalam bidang apapun, contohnya IT”

Ini baru permasalahan mendasar yang perlu diketahui mahasiswa keguruan dan JANGAN LUPA, Insha Alloh berikutnya dituliskan SOLUSINYA, so jangan baper dulu.

Jangan lupa untuk mengisi ðŸ‘‰  dan membaca ðŸ‘‰  

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top