Pengalaman di Luar Kelas Lebih Membekas?

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِÙŠْÙ…ِ
اللَّÙ‡ُÙ…َّ صَÙ„ِّ عَÙ„َÙ‰ Ù…ُØ­َÙ…َّدٍ

Follow Tiktok kami, klik ðŸ‘‰ 

Pengantar

Assalamu'alaikum...
Coba deh kamu refleksi, ingat-ingat juga. Apa yang paling kamu ingat dari masa sekolahmu? Apakah itu pelajaran di kelas atau momen-momen di luar kelas yang melibatkan pengalaman nyata dan emosional?

Sebagai seseorang yang telah melewati masa pendidikan dari bangku SD hingga kuliah dan kini berperan sebagai guru, saya mendapati bahwa ingatan saya tentang masa sekolah tidak didominasi oleh pelajaran di kelas. Justru, pengalaman yang paling membekas justru di luar kelas, seperti: saat saya berpartisipasi dalam lomba, berorganisasi, atau bahkan saat mendapat teguran dari guru. Hal ini membuat saya bertanya-tanya: apakah sistem pendidikan kita gagal dalam memberikan pembelajaran yang bermakna dan berkesan?

Pengalaman Pribadi dan Pendapat Teman

Saya tidak sendirian dalam hal ini. Ketika saya bertanya kepada teman-teman di sekitar, mereka juga mengalami hal yang serupa ketika ditanya "Coba deh, kamu ingat nggak pelajaran pas sekolah? kalau pengalaman di luar pelajaran kelas?"Ternyata, banyak dari mereka yang lebih mengingat momen di luar kelas entah yang bersifat positif maupun negatif. 
Saya sendiri ingat pengalaman positif seperti menjadi ketua rohis, ikut osis dan lomba-lomba. Pengalaman negatif pun ingat, seperti di lempar penghapus oleh guru dan manjat pagar sekolah ketika telat.

Kritik Terhadap Sistem Pendidikan

Sistem pendidikan kita saat ini terlalu fokus pada transfer of knowledge, di mana siswa diharapkan untuk menyerap informasi dari guru dan buku teks. Namun, pendekatan ini sering kali mengabaikan aspek pembelajaran holistik yang melibatkan pengembangan keterampilan hidup, pemahaman kontekstual, dan pembelajaran emosional.

Kurikulum yang ada sering kali tidak relevan dengan keterampilan yang sebenarnya dibutuhkan di dunia nyata. Misalnya, berapa banyak dari kita yang masih menggunakan rumus matematika kompleks yang diajarkan di sekolah dalam kehidupan sehari-hari? Sebaliknya, keterampilan seperti komunikasi efektif, kepemimpinan, dan manajemen konflik yang sangat penting justru sering kali tidak mendapatkan perhatian yang memadai di kelas.

Pengalaman sebagai Guru

Sebagai guru, saya kini memiliki pandangan yang berbeda terhadap penilaian dan tujuan pendidikan. Saya tidak terlalu menekankan murid untuk mendapatkan nilai tinggi. Selain melihat kapasitas murid yang berbeda dalam hal kognitif, saya juga menyadari bahwa setiap murid memiliki kelebihan masing-masing. Hal yang perlu ditekankan adalah iman, akhlak, dan pengalaman selama sekolah. Menanamkan nilai-nilai moral dan memberikan pengalaman yang berharga adalah kunci untuk membentuk individu yang berkarakter dan kompeten.

Pentingnya Pembelajaran Kontekstual dan Emosional

Pengalaman yang melibatkan emosi dan konteks kehidupan nyata cenderung lebih mudah diingat. Saat mengikuti lomba atau berorganisasi, siswa terlibat secara emosional dan aktif, yang membantu penguatan memori. Pembelajaran aktif, di mana siswa berperan aktif dalam proses belajar, terbukti lebih efektif dibandingkan pembelajaran pasif di dalam kelas.

Peran Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler memainkan peran penting dalam pembentukan karakter dan keterampilan sosial. Melalui kegiatan seperti organisasi siswa, klub hobi, dan partisipasi dalam kompetisi, siswa belajar keterampilan yang tidak diajarkan di kelas. Mereka belajar berkomunikasi, bekerja sama, dan memimpin—keterampilan yang sangat berharga dalam kehidupan dan karier mereka di masa depan.

Rekomendasi untuk Perubahan

Untuk membuat pembelajaran di kelas lebih bermakna dan berkesan, kita perlu mengintegrasikan metode pembelajaran yang lebih kontekstual dan emosional. Beberapa saran yang bisa diterapkan antara lain:
  • Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning): Siswa belajar melalui proyek nyata yang relevan dengan kehidupan mereka.
  • Pembelajaran Kolaboratif: Mendorong kerja sama tim dan diskusi kelompok untuk menyelesaikan masalah.
  • Integrasi Teknologi: Menggunakan teknologi untuk membuat pembelajaran lebih interaktif dan menarik.
  • Keterlibatan Emosional: Mengaitkan pelajaran dengan pengalaman nyata yang dapat memicu keterlibatan emosional siswa.

Kesimpulan

Pengalaman di luar kelas sering kali lebih berkesan dan relevan dibandingkan dengan pelajaran di dalam kelas. Ini menunjukkan bahwa sistem pendidikan kita perlu beradaptasi untuk memberikan pembelajaran yang lebih holistik dan bermakna. Dengan mengintegrasikan metode pembelajaran yang kontekstual, aktif, dan emosional, kita dapat membantu siswa tidak hanya mengingat apa yang mereka pelajari tetapi juga memahami dan mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.

Semoga Alloh menjadikan kita dan semua murid-murid kita, soleh dan sukses dunia akhirat

┈••✦☪︎✦••┈🕋┈••✦☪︎✦••┈

DUKUNG blog ini klik ðŸ‘‰ 

Jika ingin memberi kritik, saran atau berbagi informasi ke kami, silahkan hubungi kami melalui
Email: ubaygurupai2021@gmail.com 
Klik ðŸ‘‰ Grup Guru PAI
Jangan lupa untuk mengisi ðŸ‘‰ 
Yuk baca ðŸ‘‰ 

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top