400 Masalah dalam Pembelajaran - Studi Kasus

18 minute read
0
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ

Ikuti Channel WA kami, klik 👉 bit.ly/4eXRBI1 (GRATIS)
Follow Tiktok kami, klik 👉 

Jangan lupa LibatinAlloh baca ✨10 Tips Sukses PPG  (pengalaman admin) 

Salah satu ujian di PPG yaitu Studi Kasus. Singkatnya mahasiswa menceritakan masalah terkait pembelajaran selama menjadi guru. Kemudian diuraaikan dalam langkah/upaya dalam mengatasinya, tentunya disertai penjelasan hasilnya, kemudian terakhir menjelaskan refleksi yang dilakukan

Di postingan sebelumnya sudah saya jelaskan detail tentang uraian studi kasus.

Namun, berdasarkan pengalaman, masalah terbesar saat menyusun studi kasus adalah menentukan masalah itu sendiri. Banyak mahasiswa yang merasa tidak memiliki masalah, padahal sejatinya setiap guru pasti pernah menghadapinya. Maka bisa disimpulkan:
"Masalah terbesar adalah saat kita merasa tidak punya masalah."

Secara garis besar yang terjadi pada guru:

  1. Dalam proses pembelajaran, guru pasti akan menghadapi berbagai macam permasalahan di dalam kelas.
  2. Tidak jarang, permasalahan yang muncul tidak disadari sepenuhnya sebagai sebuah masalah yang perlu ditangani.
  3. Kalaupun disadari, belum tentu ada kemauan atau kemampuan untuk segera mencari langkah penyelesaian.
  4. Dari sekian banyak masalah, hanya sebagian yang berhasil diatasi hingga menghasilkan perubahan positif atau peningkatan (eskalasi).
  5. Ketika masalah berhasil diatasi, refleksi dan upaya untuk menjadikannya sebagai kebiasaan atau budaya sering kali tidak dilakukan. Banyak yang kembali ke “setelan pabrik” karena membentuk kebiasaan baru memerlukan energi pikiran, waktu, dan biaya tambahan—hal yang tidak mudah dan sering kali melelahkan.


Oleh karena itu di postingan ini, kami berusaha membantu dari langkah pertama, yaitu Menentukan Masalahnya apa?
Secara garis besar, masalah dalam pembelajaran ada 4
1. Masalah terkait Strategi Pembelajaran
2. Masalah terkait Media Pembelajaran
3. Masalah terkait Penilaian
4. Masalah terkait LKPD



Di postingan ini saya berusaha menyadarkan diri sendiri bahwa masalah di dalam pembelajaran begitu banyaknya sampai 400 masalah bahkan bisa saja lebih. Untuk memudahkan peahaman, dilakukan kategorisasi

1. Strategi Pembelajaran (100 Masalah)
Kategori 1: Perencanaan Strategi (20 Masalah)
Kategori 2: Pelaksanaan Strategi (20 Masalah)
Kategori 3: Keterlibatan Siswa (20 Masalah)
Kategori 4: Kesesuaian dengan Kondisi (20 Masalah)
Kategori 5: Evaluasi dan Refleksi (20 Masalah)


2. Media Pembelajaran (100 Masalah)
Kategori 1: Keterbatasan Teknis (20 Masalah)
Kategori 2: Kesesuaian Materi (20 Masalah)
Kategori 3: Keterampilan Guru (20 Masalah)
Kategori 4: Minat dan Daya Tarik Siswa (20 Masalah)
Kategori 5: Efektivitas Waktu dan Pemanfaatan (20 Masalah)


3. Penilaian (100 Masalah)
Kategori 1: Perencanaan Penilaian (20 Masalah)
Kategori 2: Pelaksanaan Penilaian (20 Masalah)
Kategori 3: Pemahaman Guru tentang Penilaian (20 Masalah)
Kategori 4: Pengolahan dan Pelaporan Nilai (20 Masalah)
Kategori 5: Tindak Lanjut Penilaian (20 Masalah)


4. LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) (100 Masalah)
Kategori 1: Desain dan Tampilan (20 Masalah)
Kategori 2: Bahasa dan Instruksi (20 Masalah)
Kategori 3: Kesesuaian dengan Tujuan Pembelajaran (20 Masalah)
Kategori 4: Tingkat Kesulitan (20 Masalah)
Kategori 5: Keterlibatan dan Kemandirian Siswa (20 Masalah)

Berikut ini 400 masalah dalam pembelajaran:


🧠 1. Masalah Strategi Pembelajaran


📚 KATEGORI 1: Perencanaan Strategi (20 Masalah)

  1. Tidak merancang strategi sebelum pembelajaran.
  2. Strategi tidak sesuai dengan karakteristik siswa.
  3. Tidak menyesuaikan strategi dengan tujuan pembelajaran.
  4. Tidak ada variasi strategi dari satu pertemuan ke pertemuan lain.
  5. Strategi tidak disesuaikan dengan materi yang diajarkan.
  6. Tidak menyertakan pertimbangan diferensiasi belajar.
  7. Strategi hanya meniru dari internet tanpa penyesuaian.
  8. Tidak ada sinkronisasi dengan metode penilaian.
  9. Guru tidak tahu kapan strategi harus diubah.
  10. Tidak mempertimbangkan ketersediaan waktu.
  11. Tidak mempertimbangkan media yang tersedia.
  12. Tidak melibatkan siswa dalam perencanaan.
  13. Tidak ada strategi cadangan saat strategi utama gagal.
  14. Strategi tidak disesuaikan dengan kondisi kelas.
  15. Tidak menyusun urutan kegiatan secara logis.
  16. Tidak ada refleksi atas strategi sebelumnya.
  17. Tidak menggunakan hasil asesmen diagnostik untuk strategi.
  18. Strategi tidak memperhatikan gaya belajar siswa.
  19. Terlalu sering menggunakan strategi lama.
  20. Tidak mempertimbangkan kolaborasi antarguru dalam strategi.

👥 KATEGORI 2: Pelaksanaan Strategi (20 Masalah)

  1. Strategi tidak dijelaskan dengan jelas ke siswa.
  2. Siswa bingung saat strategi dijalankan.
  3. Guru terlalu banyak bicara, siswa pasif.
  4. Tidak memberi waktu cukup untuk kegiatan.
  5. Guru tidak fleksibel saat strategi tidak berjalan baik.
  6. Tidak ada penguatan atau motivasi selama proses.
  7. Guru tidak memastikan semua siswa terlibat.
  8. Terlalu fokus ke siswa pintar.
  9. Siswa tidak tahu tujuan dari kegiatan yang dilakukan.
  10. Guru terlalu cepat mengganti strategi.
  11. Tidak melakukan review di akhir kegiatan.
  12. Guru tidak berpindah tempat saat kegiatan kelompok.
  13. Siswa kebingungan karena terlalu banyak kegiatan.
  14. Guru tidak memberi contoh terlebih dahulu.
  15. Strategi tidak mempertimbangkan durasi perhatian siswa.
  16. Guru kurang antusias saat menerapkan strategi.
  17. Tidak membagi tugas dengan adil dalam kerja kelompok.
  18. Tidak ada follow-up setelah kegiatan selesai.
  19. Guru tidak memberi ruang diskusi terbuka.
  20. Strategi tidak memperhatikan kenyamanan siswa.

🧑‍🤝‍🧑 KATEGORI 3: Keterlibatan Siswa (20 Masalah)

  1. Strategi membuat siswa pasif.
  2. Tidak memberi kesempatan bertanya.
  3. Tidak menumbuhkan rasa ingin tahu.
  4. Tidak mengajak siswa berpendapat.
  5. Tidak ada kerja kelompok atau diskusi.
  6. Strategi tidak mendorong siswa berpikir kritis.
  7. Hanya fokus pada hafalan.
  8. Tidak mengembangkan kreativitas siswa.
  9. Tidak menghubungkan materi dengan kehidupan nyata.
  10. Tidak mengakomodasi siswa yang introvert.
  11. Tidak menyesuaikan dengan budaya lokal siswa.
  12. Siswa tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
  13. Strategi tidak menumbuhkan kolaborasi.
  14. Tidak memunculkan rasa tanggung jawab dalam kelompok.
  15. Tidak ada peran aktif siswa dalam pembelajaran.
  16. Terlalu banyak ceramah, minim aktivitas.
  17. Tidak mengembangkan kemampuan berpendapat.
  18. Strategi tidak mendorong eksplorasi.
  19. Siswa hanya mendengarkan, tidak berbuat.
  20. Tidak ada ruang bermain atau menyenangkan.

🔧 KATEGORI 4: Kesesuaian dengan Kondisi (20 Masalah)

  1. Strategi terlalu ideal, tidak cocok di lapangan.
  2. Tidak memperhatikan jumlah siswa di kelas.
  3. Tidak disesuaikan dengan fasilitas sekolah.
  4. Strategi butuh alat yang tidak tersedia.
  5. Tidak bisa dilakukan di kelas sempit.
  6. Tidak cocok untuk siswa dengan kebutuhan khusus.
  7. Tidak bisa diterapkan saat pembelajaran daring.
  8. Strategi terlalu kompleks untuk kelas rendah.
  9. Membutuhkan waktu yang tidak cukup.
  10. Tidak sesuai dengan jam pelajaran yang terbatas.
  11. Strategi tidak bisa dijalankan saat guru pengganti.
  12. Tidak memperhatikan faktor kelelahan siswa.
  13. Strategi membutuhkan banyak guru pendamping.
  14. Strategi hanya bisa dilakukan di kelas yang tenang.
  15. Tidak memperhatikan faktor cuaca (untuk strategi luar ruangan).
  16. Strategi tidak memperhatikan kebiasaan siswa.
  17. Strategi sulit diterapkan di sekolah non-lab.
  18. Guru tidak yakin dengan strategi yang dipilih.
  19. Strategi hanya cocok untuk siswa dengan kemampuan tinggi.
  20. Strategi tidak ramah inklusi.

🎓 KATEGORI 5: Evaluasi dan Refleksi (20 Masalah)

  1. Tidak melakukan refleksi strategi setelah pembelajaran.
  2. Guru tidak tahu strategi berhasil atau tidak.
  3. Tidak minta masukan dari siswa.
  4. Tidak melakukan perbaikan strategi untuk ke depan.
  5. Mengulang strategi gagal tanpa revisi.
  6. Tidak menilai efektivitas keterlibatan siswa.
  7. Tidak mencatat kekuatan dan kelemahan strategi.
  8. Tidak menyimpan dokumentasi kegiatan.
  9. Tidak ada catatan pembelajaran terdahulu.
  10. Tidak melihat hasil belajar dari strategi.
  11. Guru tidak belajar dari pengalaman.
  12. Guru menganggap semua strategi pasti cocok.
  13. Tidak melibatkan rekan guru dalam refleksi.
  14. Tidak mengembangkan strategi berbasis hasil penilaian.
  15. Tidak membandingkan strategi yang pernah digunakan.
  16. Tidak mengevaluasi strategi dalam RPP/Modul.
  17. Tidak membuat catatan untuk pertemuan berikutnya.
  18. Tidak menghubungkan strategi dengan gaya mengajar guru.
  19. Refleksi hanya dilakukan secara pribadi, tidak terstruktur.
  20. Tidak membuat perbaikan nyata setelah refleksi strategi.

🎓 Ingin Trik menyusun Studi Kasus?

Diajarkan Trik Cepat dengan Benar dan Jujur!

Klik 👇

MAU

🖼️ 2. Masalah Media Pembelajaran

🔧 KATEGORI 1: Keterbatasan Teknis (20 Masalah)

  1. Proyektor sekolah sering rusak.
  2. Tidak ada colokan listrik di kelas.
  3. Internet sekolah lambat.
  4. Tidak semua siswa punya HP.
  5. HP siswa tidak support aplikasi belajar.
  6. Listrik mati saat jam pelajaran.
  7. Speaker di kelas tidak berfungsi.
  8. File media tidak bisa dibuka.
  9. LCD tidak terpasang dengan baik.
  10. Laptop guru terlalu lemot.
  11. Tidak ada kabel penghubung ke proyektor.
  12. Aplikasi sering keluar sendiri.
  13. Mic tidak berfungsi saat presentasi.
  14. Kelas terlalu terang, gambar tidak jelas.
  15. Kelas terlalu bising, video tidak terdengar.
  16. Tidak semua siswa bisa melihat layar.
  17. Tablet bantuan pemerintah rusak.
  18. Tidak ada teknisi untuk bantu perbaikan.
  19. Siswa tidak bisa mengakses Google Classroom.
  20. Media digital butuh kuota, siswa keberatan.

📚 KATEGORI 2: Kesesuaian Materi (20 Masalah)

  1. Media tidak sesuai dengan usia siswa.
  2. Media terlalu sulit untuk dipahami.
  3. Gambar dalam media tidak relevan.
  4. Video terlalu panjang dan membosankan.
  5. Media dibuat untuk jenjang berbeda.
  6. Isi media tidak sesuai tujuan pembelajaran.
  7. Animasi terlalu banyak, pesan tidak sampai.
  8. Contoh dalam media tidak sesuai budaya lokal.
  9. Bahasa di media terlalu rumit.
  10. Materi tidak sesuai dengan kurikulum.
  11. Tidak ada penekanan poin penting.
  12. Video menjelaskan topik berbeda.
  13. Suara di video terlalu cepat.
  14. Media lebih banyak hiburan daripada isi.
  15. Teks di slide terlalu banyak.
  16. Ilustrasi membingungkan siswa.
  17. Media tidak ada keterkaitan dengan penilaian.
  18. Soal dalam media tidak cocok dengan kemampuan siswa.
  19. Media tidak membantu menjelaskan konsep inti.
  20. Tidak ada penekanan nilai karakter dalam media.

👨‍🏫 KATEGORI 3: Keterampilan Guru (20 Masalah)

  1. Guru belum terbiasa pakai teknologi.
  2. Guru kesulitan membuat media sendiri.
  3. Guru tidak tahu cara download video.
  4. Guru belum bisa edit PowerPoint.
  5. Guru bingung menghubungkan media dengan tujuan.
  6. Guru panik saat media error.
  7. Guru tidak tahu cara mengaktifkan suara.
  8. Guru hanya pakai media yang itu-itu saja.
  9. Guru belum belajar pakai Canva atau sejenisnya.
  10. Guru tidak bisa menjelaskan isi media dengan baik.
  11. Guru tidak bisa mengatur transisi slide.
  12. Guru hanya tampilkan media, tanpa diskusi.
  13. Guru lupa bawa file media ke kelas.
  14. Guru hanya ambil media dari internet tanpa cek.
  15. Guru tidak bisa jawab pertanyaan siswa tentang media.
  16. Guru jarang ikut pelatihan media digital.
  17. Guru menganggap media tidak penting.
  18. Guru salah mengatur waktu saat pakai media.
  19. Guru sering melewati bagian penting dalam media.
  20. Guru tidak mengajak siswa berinteraksi dengan media.

🎯 KATEGORI 4: Minat dan Daya Tarik Siswa (20 Masalah)

  1. Media tidak membuat siswa penasaran.
  2. Tampilan media terlalu membosankan.
  3. Warna media terlalu gelap.
  4. Tidak ada suara menarik di media.
  5. Media hanya teks, tidak ada gambar.
  6. Media tidak interaktif.
  7. Siswa tidak tertarik menonton video.
  8. Animasi tidak bergerak, jadi membosankan.
  9. Media terlalu datar, tidak ada variasi.
  10. Siswa tidak terlibat dalam pembuatan media.
  11. Siswa hanya menonton, tidak diajak berpikir.
  12. Tidak ada kuis atau permainan dalam media.
  13. Media tidak sesuai tren yang disukai siswa.
  14. Media terlalu formal, siswa jenuh.
  15. Tidak ada cerita atau narasi menarik.
  16. Media terlalu panjang untuk fokus siswa.
  17. Siswa tidak diajak menanggapi isi media.
  18. Media tidak membuat siswa tertawa atau terkejut.
  19. Siswa tidak merasa media bermanfaat.
  20. Media membuat siswa mengantuk.

⏱️ KATEGORI 5: Efektivitas Waktu dan Pemanfaatan (20 Masalah)

  1. Terlalu banyak waktu habis untuk menyalakan alat.
  2. Waktu habis hanya untuk memutar video.
  3. Siswa tidak sempat bertanya setelah media ditampilkan.
  4. Guru tidak sempat membahas isi media.
  5. Media tidak disiapkan sebelum pelajaran.
  6. Siswa bingung saat bergantian pakai media.
  7. Media hanya digunakan di awal, tidak diakhiri.
  8. Guru terlalu lama menjelaskan media.
  9. Tidak ada jeda waktu untuk refleksi setelah media.
  10. Media tidak sinkron dengan waktu pelajaran.
  11. Guru tidak punya waktu membuat media sendiri.
  12. Media sering digunakan di jam yang tidak pas.
  13. Tidak ada pengulangan isi media karena waktu sempit.
  14. Proses membuka media terlalu lama.
  15. Tidak ada waktu untuk memberi tugas dari media.
  16. Media diulang-ulang dalam minggu yang sama.
  17. Guru hanya tampilkan media saat supervisi.
  18. Media tidak digunakan di sesi tanya jawab.
  19. Media terlalu padat untuk satu kali pertemuan.
  20. Guru lupa kapan harus menayangkan media.

 

📝 3. Masalah Penilaian


📋 KATEGORI 1: Perencanaan Penilaian (20 Masalah)

  1. Tidak menyusun indikator penilaian dengan jelas.
  2. Penilaian tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran.
  3. Tidak membuat kisi-kisi soal sebelum menilai.
  4. Belum menentukan teknik penilaian yang tepat.
  5. Tidak ada penilaian formatif dalam proses belajar.
  6. Penilaian hanya dilakukan di akhir saja (sumatif).
  7. Belum menyusun rubrik penilaian yang jelas.
  8. Penilaian tidak memperhatikan ranah afektif dan psikomotor.
  9. Terlalu fokus pada nilai kognitif saja.
  10. Tidak menyesuaikan bentuk penilaian dengan karakteristik siswa.
  11. Tidak merencanakan penilaian proyek atau portofolio.
  12. Penilaian belum memperhatikan diferensiasi siswa.
  13. Tidak ada penilaian untuk kerja kelompok.
  14. Penilaian belum mengakomodasi siswa berkebutuhan khusus.
  15. Penilaian tidak disiapkan dalam RPP/Modul Ajar.
  16. Belum menetapkan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP).
  17. Tidak mempertimbangkan keterpaduan antara penilaian dan strategi belajar.
  18. Tidak ada skenario penilaian alternatif saat kendala teknis.
  19. Belum menyusun instrumen observasi yang sistematis.
  20. Tidak menyiapkan soal untuk mengukur HOTS.

🧪 KATEGORI 2: Pelaksanaan Penilaian (20 Masalah)

  1. Penilaian dilakukan secara tergesa-gesa.
  2. Tidak menjelaskan instruksi soal dengan jelas ke siswa.
  3. Waktu pengerjaan soal terlalu singkat atau terlalu panjang.
  4. Guru tidak objektif dalam menilai.
  5. Penilaian hanya dilakukan oleh guru, tanpa peer-assessment.
  6. Tidak semua siswa mendapatkan kesempatan dinilai.
  7. Guru terlalu fokus menilai siswa aktif saja.
  8. Tidak konsisten dalam penggunaan rubrik.
  9. Penilaian dilakukan saat siswa belum paham materi.
  10. Tidak mencocokkan bentuk soal dengan tujuan pembelajaran.
  11. Soal terlalu sulit atau terlalu mudah.
  12. Tidak memperhatikan kondisi emosional siswa saat ujian.
  13. Tidak memberi umpan balik langsung setelah penilaian.
  14. Tidak memeriksa keaslian tugas siswa.
  15. Penilaian dilakukan tanpa pengawasan memadai.
  16. Guru sering lupa dokumentasi penilaian.
  17. Guru tidak mencatat hasil penilaian secara terstruktur.
  18. Penilaian dilakukan di luar waktu belajar efektif.
  19. Penilaian tidak mempertimbangkan hasil kerja proses.
  20. Tidak ada kejelasan batas waktu pengumpulan tugas.

🧠 KATEGORI 3: Pemahaman Guru tentang Penilaian (20 Masalah)

  1. Guru belum paham perbedaan penilaian formatif dan sumatif.
  2. Guru belum menguasai teknik penilaian kinerja.
  3. Tidak tahu cara membuat soal berbasis HOTS.
  4. Masih mengandalkan soal pilihan ganda saja.
  5. Tidak memahami konsep asesmen diagnostik.
  6. Belum bisa menghubungkan penilaian dengan capaian pembelajaran.
  7. Bingung membedakan antara skor dan nilai.
  8. Belum paham cara menyusun rubrik.
  9. Tidak tahu cara melakukan asesmen sikap.
  10. Belum bisa membuat penilaian berbasis proyek.
  11. Tidak terbiasa menilai proses belajar, hanya hasil akhir.
  12. Tidak tahu bagaimana memberi umpan balik yang membangun.
  13. Belum paham prinsip keadilan dalam penilaian.
  14. Kurang memahami pentingnya asesmen sebagai proses pembelajaran.
  15. Tidak tahu perbedaan penilaian individual dan kelompok.
  16. Tidak bisa mengidentifikasi kesalahan konsep siswa dari jawaban.
  17. Tidak terbiasa menyusun refleksi hasil penilaian.
  18. Masih bingung menentukan KKM atau KKTP.
  19. Tidak tahu cara menganalisis hasil penilaian.
  20. Tidak mengetahui bagaimana asesmen berdiferensiasi dijalankan.

📊 KATEGORI 4: Pengolahan dan Pelaporan Nilai (20 Masalah)

  1. Terlambat dalam mengolah hasil penilaian.
  2. Belum terbiasa menggunakan format nilai digital.
  3. Sering salah input nilai ke rapor.
  4. Tidak menggunakan rekapitulasi penilaian.
  5. Nilai tidak dicatat dengan rapi.
  6. Tidak ada dokumentasi bukti penilaian.
  7. Tidak menyimpan hasil penilaian sebagai data belajar siswa.
  8. Nilai siswa hanya dilihat dari angka akhir.
  9. Nilai tidak dianalisis untuk perbaikan pembelajaran.
  10. Tidak memberi grafik atau analisis hasil ke siswa.
  11. Guru tidak bisa menjelaskan asal usul nilai ke orang tua.
  12. Tidak menggunakan aplikasi sederhana untuk penilaian.
  13. Tidak ada nilai proses yang dicantumkan.
  14. Hasil penilaian tidak dijadikan dasar remedi.
  15. Tidak membedakan nilai tugas individu dan kelompok.
  16. Nilai siswa dicampur aduk antar mata pelajaran.
  17. Tidak mengarsipkan penilaian dengan baik.
  18. Tidak menyampaikan hasil penilaian secara terbuka ke siswa.
  19. Penilaian tidak dipakai dalam refleksi akhir semester.
  20. Tidak membuat laporan kemajuan belajar siswa.

💬 KATEGORI 5: Tindak Lanjut Penilaian (20 Masalah)

  1. Tidak memberikan remedi bagi siswa yang belum tuntas.
  2. Tidak memberi pengayaan bagi siswa yang sudah tuntas.
  3. Tidak menjelaskan kesalahan siswa saat mengoreksi.
  4. Tidak membahas hasil ujian bersama siswa.
  5. Tidak memberi ruang refleksi diri bagi siswa.
  6. Tidak membuat rencana perbaikan belajar berdasarkan nilai.
  7. Tidak memberi umpan balik tertulis maupun lisan.
  8. Tidak melibatkan siswa dalam menilai dirinya sendiri (self-assessment).
  9. Tidak memberi waktu konsultasi hasil penilaian.
  10. Tidak menyesuaikan strategi belajar berikutnya berdasarkan hasil penilaian.
  11. Tidak mengevaluasi efektivitas penilaian.
  12. Tidak mendiskusikan hasil penilaian dengan rekan sejawat.
  13. Tidak menggunakan hasil penilaian untuk memodifikasi RPP.
  14. Tidak melaporkan kemajuan siswa secara periodik.
  15. Tidak memotivasi siswa setelah hasil buruk.
  16. Tidak menindaklanjuti nilai rendah dengan pendekatan personal.
  17. Tidak membuat catatan individu perkembangan siswa.
  18. Tidak membedakan intervensi sesuai hasil penilaian.
  19. Tidak mengajak siswa menyusun target belajar baru.
  20. Tidak menggunakan hasil penilaian sebagai refleksi diri guru.


📄 4. Masalah LKPD 

🎨 KATEGORI 1: Desain dan Tampilan (20 Masalah)

  1. LKPD terlalu padat isinya.
  2. Tulisan di LKPD terlalu kecil.
  3. Tidak ada gambar pendukung.
  4. Tidak ada warna, LKPD terlihat membosankan.
  5. Tampilan LKPD terlalu gelap saat difotokopi.
  6. Tidak ada garis untuk menulis jawaban.
  7. LKPD tidak ada halaman atau nomor soal.
  8. Tata letak teks acak-acakan.
  9. Soal tidak diberi jarak antar nomor.
  10. Tabel dalam LKPD terlalu kecil.
  11. Tidak ada petunjuk pengerjaan yang jelas.
  12. Judul LKPD tidak mencerminkan isi.
  13. LKPD terlalu banyak halaman.
  14. Cover LKPD tidak menarik.
  15. Tidak ada ruang kosong untuk siswa mencatat.
  16. Simbol atau ikon di LKPD membingungkan.
  17. Gambar pecah atau buram.
  18. Tidak ada variasi bentuk soal.
  19. LKPD tidak mengikuti format yang seragam.
  20. Terlalu banyak soal dalam satu lembar.

🧾 KATEGORI 2: Bahasa dan Instruksi (20 Masalah)

  1. Bahasa dalam LKPD terlalu formal.
  2. Kata-kata sulit dipahami siswa.
  3. Instruksi tidak jelas harus dikerjakan di mana.
  4. Perintah terlalu panjang dan membingungkan.
  5. Banyak kata asing yang tidak dijelaskan.
  6. Kalimat pertanyaan membingungkan.
  7. Siswa salah mengerjakan karena salah paham instruksi.
  8. Bahasa tidak sesuai jenjang usia.
  9. Perintah tidak sesuai dengan isi soalnya.
  10. Petunjuk terlalu umum.
  11. Tidak ada contoh pengerjaan.
  12. Banyak kalimat pasif, membingungkan siswa.
  13. Tidak ada pemisahan antara tugas individu dan kelompok.
  14. Kata kerja operasional tidak jelas.
  15. Banyak istilah yang tidak familiar bagi siswa.
  16. Tidak dijelaskan harus pakai alat/bahan apa.
  17. LKPD tidak menunjukkan langkah pengerjaan.
  18. Tidak ada penegasan batas waktu pengerjaan.
  19. Instruksi ganda dalam satu soal.
  20. Terlalu banyak penjelasan dalam satu paragraf.

🎯 KATEGORI 3: Kesesuaian dengan Tujuan Pembelajaran (20 Masalah)

  1. LKPD tidak mengarah ke capaian pembelajaran.
  2. Tidak sesuai dengan tujuan yang dicantumkan.
  3. Kegiatan tidak menggambarkan kompetensi inti.
  4. Soal dalam LKPD tidak mendukung tujuan.
  5. LKPD hanya untuk mengisi waktu, bukan belajar.
  6. Aktivitas tidak membantu siswa memahami materi.
  7. LKPD hanya mengulang buku teks.
  8. Tidak ada hubungan antara LKPD dan materi yang diajarkan.
  9. Tidak ada bagian untuk refleksi siswa.
  10. Tidak sesuai dengan profil pelajar Pancasila.
  11. LKPD hanya fokus hafalan, bukan pemahaman.
  12. Tidak mengandung unsur penanaman nilai.
  13. Aktivitas tidak merangsang berpikir kritis.
  14. LKPD tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
  15. Tidak disesuaikan dengan karakteristik kelas.
  16. Tidak ada indikator keberhasilan.
  17. Tidak mengembangkan keterampilan abad 21.
  18. Soal hanya memunculkan jawaban tunggal.
  19. Tidak memungkinkan variasi jawaban.
  20. LKPD tidak digunakan sebagai alat penilaian formatif.

📈 KATEGORI 4: Tingkat Kesulitan (20 Masalah)

  1. Soal terlalu sulit untuk level siswa.
  2. Semua soal terlalu mudah, tidak menantang.
  3. Tidak ada variasi tingkat kesulitan.
  4. LKPD membuat siswa cepat bosan.
  5. Soal tidak membuat siswa berpikir.
  6. Tidak ada soal yang menantang pemahaman.
  7. Kegiatan terlalu rumit dan membingungkan.
  8. LKPD membuat siswa hanya menyalin.
  9. Tidak disesuaikan dengan kemampuan awal siswa.
  10. Soal butuh pengetahuan yang belum diajarkan.
  11. LKPD tidak memperhatikan diferensiasi belajar.
  12. Siswa tidak bisa mengerjakan tanpa bantuan.
  13. LKPD tidak memicu diskusi.
  14. Soal terlalu panjang, membuat siswa bingung.
  15. Soal tidak merangsang rasa ingin tahu.
  16. Soal tidak memberi ruang eksplorasi jawaban.
  17. Tidak ada soal menengah yang menghubungkan dasar ke lanjutan.
  18. LKPD tidak memberikan scaffolding (bantuan bertahap).
  19. Tidak disesuaikan dengan gaya belajar siswa.
  20. Tidak ada tantangan bertahap dalam pengerjaan.

🙋‍♀️ KATEGORI 5: Keterlibatan dan Kemandirian Siswa (20 Masalah)

  1. Siswa hanya menyalin jawaban dari teman.
  2. LKPD tidak mendorong siswa berpikir mandiri.
  3. Tidak ada aktivitas kerja kelompok.
  4. Tidak ada bagian eksplorasi siswa sendiri.
  5. LKPD tidak membuat siswa aktif.
  6. LKPD tidak mengajak siswa untuk bertanya.
  7. LKPD terlalu kaku, tidak fleksibel.
  8. Tidak mengandung aktivitas kreatif.
  9. LKPD tidak ada sesi diskusi atau refleksi.
  10. Siswa merasa LKPD hanya formalitas.
  11. Tidak ada pertanyaan terbuka.
  12. LKPD tidak membuat siswa senang belajar.
  13. Tidak ada proyek kecil dalam LKPD.
  14. Tidak memanfaatkan pengalaman siswa.
  15. LKPD tidak mengajak siswa untuk menilai diri sendiri.
  16. Tidak ada kesempatan untuk bekerja sama.
  17. Tidak mengembangkan komunikasi antar siswa.
  18. Tidak ada aktivitas presentasi atau sharing.
  19. Siswa tidak merasa tertantang.
  20. LKPD tidak memberi ruang untuk inovasi siswa.

🎓 Ingin Trik menyusun Studi Kasus?

Diajarkan Trik Cepat dengan Benar dan Jujur!

Klik 👇

MAU

 



┈••✦☪︎✦••┈🕋┈••✦☪︎✦••┈

DUKUNG blog ini klik 👉 

Jika ingin memberi kritik, saran atau berbagi informasi ke kami, silahkan hubungi kami melalui
Email: ubaygurupai2021@gmail.com 
Klik 👉 Grup Guru PAI
Jangan lupa untuk mengisi 👉 
Yuk baca 👉 

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top