Penjelasan Lengkap Taksonomi Bloom: Domain Kognitif untuk Pendidik (Rangkuman Buku Taxonomy of Educational Objectives, Handbook 1)


بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ
Penjelasan Lengkap Taksonomi Bloom: Domain Kognitif untuk Pendidik

Penjelasan Lengkap Taksonomi Bloom: Klasifikasi Tujuan Pendidikan

Kerangka teoretis untuk meningkatkan komunikasi dan evaluasi dalam dunia pendidikan

Siapa Benjamin Bloom?

Benjamin Samuel Bloom (1913-1999) adalah psikolog pendidikan Amerika yang terkenal karena mengembangkan Taksonomi Bloom, sebuah kerangka klasifikasi tujuan pendidikan yang memengaruhi dunia pendidikan secara luas. Ia juga dikenal atas teori belajar tuntas (mastery learning) yang menekankan bahwa setiap siswa dapat mencapai pembelajaran tingkat tinggi dengan kondisi yang tepat.

Pengantar Taksonomi Bloom

Tujuan dan Pengertian Taksonomi

Taksonomi dalam buku ini mengacu pada klasifikasi tujuan pendidikan, mirip dengan taksonomi biologi yang mengelompokkan flora dan fauna berdasarkan hubungan alami. Tujuannya adalah untuk memberikan kerangka kerja yang memungkinkan komunikasi yang lebih akurat di antara pendidik, seperti guru, administrator, spesialis kurikulum, dan peneliti.

Taksonomi ini membantu mendefinisikan istilah-istilah yang sering ambigu seperti "memahami", "menginternalisasi pengetahuan", atau "menangkap inti" dengan lebih tepat, sehingga memudahkan diskusi tentang kurikulum dan evaluasi.

Contoh Penerapan

Ketika seorang guru mengatakan siswa harus "benar-benar memahami", taksonomi ini memberikan definisi konkret tentang apa yang dimaksud dengan "memahami" melalui kategori-kategori perilaku siswa.

Dengan demikian, taksonomi ini membantu:

  • Komunikasi yang lebih jelas di antara pendidik dengan mendefinisikan tujuan pendidikan secara standar.
  • Perencanaan kurikulum dengan menawarkan berbagai kemungkinan tujuan pendidikan dalam domain kognitif (meliputi mengingat, berpikir, memecahkan masalah, dan mencipta).
  • Evaluasi dengan memberikan panduan untuk mengukur pencapaian tujuan tersebut melalui contoh soal ujian.

Manfaat Taksonomi

Bagi Pembuat Kurikulum

Membantu mengidentifikasi tujuan pendidikan yang mungkin terlewat, misalnya, jika kurikulum hanya berfokus pada mengingat pengetahuan, taksonomi dapat menyarankan penambahan tujuan seperti aplikasi atau analisis.

Bagi Penguji

Menyediakan saran untuk mengembangkan alat evaluasi yang sesuai dengan kategori taksonomi.

Bagi Peneliti

Menyediakan kerangka untuk menganalisis proses pendidikan dan hubungan psikologis antar perilaku siswa.

Latar Belakang Sejarah

Ide taksonomi ini muncul pada pertemuan informal penguji perguruan tinggi di American Psychological Association Convention tahun 1948 di Boston. Para penguji merasa perlu ada kerangka teoretis untuk memfasilitasi pertukaran materi ujian dan ide tentang pengujian.

Pertemuan ini menjadi awal dari serangkaian diskusi tahunan yang menghasilkan taksonomi domain kognitif ini. Buku ini adalah produk pertama dari kelompok tersebut, dengan pekerjaan pada domain afektif (emosi, sikap, nilai) masih berlangsung, dan domain psikomotor (keterampilan fisik) dianggap kurang relevan untuk pendidikan menengah dan tinggi saat itu.

Masalah yang Dihadapi

  1. Klasifikasi perilaku: Pendidik ragu apakah tujuan pendidikan, yang bersifat abstrak, dapat diklasifikasikan seperti fenomena ilmiah fisik. Namun, kelompok ini menyimpulkan bahwa perilaku siswa dapat diamati dan dijelaskan, sehingga dapat diklasifikasikan.
  2. Risiko fragmentasi: Ada kekhawatiran bahwa taksonomi dapat memecah tujuan pendidikan menjadi bagian-bagian kecil yang kehilangan makna keseluruhan. Untuk mengatasi ini, taksonomi dibuat dengan kategori utama dan subkategori yang memungkinkan klasifikasi pada tingkat yang lebih umum atau spesifik.
  3. Penerimaan oleh pendidik: Taksonomi harus diterima oleh para pengguna (guru, penguji, dll.) dengan menggunakan istilah yang sudah dikenal dan didefinisikan dengan jelas.

Prinsip Organisasi

Taksonomi ini dirancang berdasarkan tiga prinsip utama:

  • Pendidikan: Kategori harus mencerminkan perbedaan yang dibuat oleh guru dalam merencanakan kurikulum dan pengajaran.
  • Logis: Istilah harus didefinisikan secara tepat dan digunakan secara konsisten.
  • Psikologis: Klasifikasi harus sesuai dengan teori psikologi yang diterima, meskipun tetap netral terhadap berbagai pandangan pendidikan.

Tiga Domain

Taksonomi mencakup tiga domain utama:

  • Kognitif: Berfokus pada pengingatan pengetahuan dan pengembangan kemampuan intelektual (misalnya, berpikir, memecahkan masalah). Ini adalah fokus utama buku ini.
  • Afektif: Berkaitan dengan perubahan dalam sikap, nilai, dan emosi. Domain ini sulit karena tujuan afektif sering tidak jelas, dan evaluasinya masih primitif.
  • Psikomotor: Berhubungan dengan keterampilan fisik, tetapi dianggap kurang relevan untuk pendidikan tinggi saat itu.

Proses Pengembangan

Taksonomi ini dikembangkan melalui diskusi dengan berbagai pihak, termasuk guru, peneliti, dan spesialis kurikulum. Edisi awal dicetak dalam jumlah terbatas (1000 eksemplar) untuk mendapatkan masukan sebelum edisi final diterbitkan. Masukan dari berbagai pihak telah diintegrasikan ke dalam versi ini.

Sifat dan Pengembangan Taksonomi

Tujuan Taksonomi

Tujuan utama taksonomi adalah memfasilitasi komunikasi di antara pendidik, peneliti, dan penguji dengan menyediakan sistem klasifikasi hasil pendidikan (outcomes). Ini membantu mendefinisikan istilah-istilah seperti "berpikir" atau "pemecahan masalah" secara lebih tepat, sehingga memungkinkan perbandingan kurikulum dan pertukaran alat evaluasi antar sekolah.

Apa yang Diklasifikasikan

Taksonomi ini mengklasifikasikan perilaku siswa yang menjadi tujuan pendidikan, bukan metode pengajaran, hubungan guru-siswa, atau konten mata pelajaran. Perilaku ini adalah hasil yang diharapkan dari proses pendidikan, seperti kemampuan siswa untuk bertindak, berpikir, atau merasa setelah menyelesaikan unit pembelajaran. Taksonomi berfokus pada perilaku kognitif (mental), seperti mengingat, berpikir, atau memecahkan masalah.

Prinsip Panduan

  • Relevansi pendidikan: Kategori harus mencerminkan perbedaan yang dibuat guru dalam menetapkan tujuan pendidikan.
  • Konsistensi logis: Setiap istilah harus didefinisikan dengan jelas dan digunakan secara konsisten.
  • Dasar psikologis: Klasifikasi harus sesuai dengan teori psikologi, meskipun tidak mencakup semua fenomena psikologis, hanya perilaku yang diinginkan secara sosial.
  • Netralitas: Taksonomi harus netral terhadap berbagai filosofi pendidikan, sehingga semua tujuan pendidikan yang dinyatakan dalam bentuk perilaku siswa dapat diklasifikasikan.

Proses Pengembangan

Pengumpulan tujuan: Tim mengumpulkan berbagai tujuan pendidikan dari institusi mereka dan literatur, memisahkan aspek perilaku dari konten.

Pembagian kategori: Tujuan kognitif dibagi menjadi subkategori dari yang paling sederhana (mengingat) hingga yang paling kompleks (evaluasi).

Kesulitan klasifikasi: Perilaku yang tampak sama bisa berbeda berdasarkan latar belakang pengalaman siswa (misalnya, menyelesaikan soal aljabar dari memori vs. penalaran). Perilaku kompleks sering mencakup perilaku sederhana, sehingga taksonomi diatur dari sederhana ke kompleks, dengan aturan bahwa perilaku ditempatkan pada kategori paling kompleks yang sesuai.

Hierarki vs. Klasifikasi

Klasifikasi hanya mengelompokkan tanpa menyiratkan urutan, sedangkan taksonomi menyiratkan hierarki berdasarkan hubungan nyata antar fenomena. Taksonomi ini dianggap hierarkis karena perilaku dalam kategori yang lebih tinggi (misalnya, evaluasi) membutuhkan perilaku dari kategori yang lebih rendah (misalnya, pengetahuan).

Bukti empiris menunjukkan bahwa soal-soal pada tingkat sederhana (misalnya, mengingat fakta) lebih sering dijawab benar dibandingkan soal-soal pada tingkat kompleks (misalnya, analisis atau sintesis).

Taksonomi ini belum sepenuhnya didukung oleh teori psikologi tunggal, tetapi dianggap dapat membantu mengembangkan teori pembelajaran yang lebih luas.

Kegunaan Taksonomi

  • Komunikasi: Diuji dengan memeriksa apakah berbagai pihak dapat sepakat dalam mengklasifikasikan tujuan dan soal ujian.
  • Kelengkapan: Taksonomi mencakup berbagai perilaku kognitif, meskipun tidak semua perilaku psikologis (misalnya, perilaku abnormal tidak termasuk).
  • Dimensi kesadaran: Taksonomi menunjukkan bahwa perilaku kognitif melibatkan tingkat kesadaran yang tinggi, sedangkan perilaku afektif sering kali kurang disadari. Perilaku yang lebih kompleks cenderung meningkatkan kesadaran siswa.

Tujuan Pendidikan dan Pengembangan Kurikulum

Pengetahuan sebagai Kategori Taksonomi

Pengetahuan melibatkan pengingatan informasi spesifik, cara menangani informasi, atau pola dan struktur tertentu. Ini adalah dasar dari kemampuan intelektual lainnya.

Pengetahuan mencakup fakta, terminologi, konsep, prinsip, dan teori yang dapat diingat dan digunakan kembali.

Pengetahuan penting karena menjadi fondasi untuk keterampilan intelektual dan membantu siswa memahami dunia.

Guru perlu memilih pengetahuan mana yang relevan, bagaimana mengaturnya, dan bagaimana mengevaluasinya.

Sifat Kemampuan dan Keterampilan

Kemampuan dan keterampilan: Kombinasi keterampilan (cara melakukan sesuatu) dan pengetahuan menghasilkan kemampuan intelektual, seperti berpikir kritis atau pemecahan masalah.

Kemampuan ini penting untuk mempersiapkan siswa menghadapi situasi baru, memecahkan masalah, dan membuat keputusan yang beralasan.

Hubungan dengan Kurikulum

Taksonomi membantu pembuat kurikulum menetapkan tujuan yang jelas, merancang pengalaman belajar yang sesuai, dan mengembangkan alat evaluasi yang relevan. Dengan menggunakan taksonomi, guru dapat memastikan bahwa kurikulum tidak hanya berfokus pada hafalan, tetapi juga pada keterampilan tingkat tinggi seperti analisis dan sintesis.

Masalah Klasifikasi Tujuan Pendidikan dan Soal Ujian

Tingkat Definisi

Setiap kategori taksonomi didefinisikan pada tiga tingkat:

  • Definisi umum: Menjelaskan kategori secara keseluruhan (misalnya, "Pengetahuan" adalah pengingatan informasi).
  • Subkategori: Membagi kategori menjadi bagian yang lebih spesifik (misalnya, Pengetahuan dibagi menjadi pengetahuan terminologi, fakta, dll.).
  • Contoh perilaku: Memberikan contoh perilaku siswa yang sesuai dengan kategori tersebut.

Klasifikasi Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan harus dinyatakan dalam bentuk perilaku siswa yang dapat diamati (misalnya, "siswa dapat menjelaskan teori evolusi").

Tantangan: Tujuan sering dinyatakan secara umum (misalnya, "memahami"), sehingga perlu diterjemahkan ke dalam perilaku spesifik yang sesuai dengan kategori taksonomi.

Klasifikasi Soal Ujian

Soal ujian harus mencerminkan tujuan pendidikan yang spesifik.

Masalah: Dua siswa dapat menjawab soal yang sama dengan proses kognitif yang berbeda (misalnya, satu mengingat, satu menganalisis), sehingga diperlukan informasi tentang latar belakang siswa untuk klasifikasi yang akurat.

Taksonomi menyediakan latihan untuk mengklasifikasikan tujuan dan soal ujian, serta kunci jawaban untuk membantu pendidik memahami prosesnya.

Rangkuman Taksonomi Bloom

1. Pengetahuan

Pengetahuan melibatkan pengingatan informasi spesifik, metode, proses, atau struktur tertentu. Ini adalah tingkat paling dasar, yang menekankan kemampuan mengingat tanpa banyak interpretasi.

Subkategori:

  • Pengetahuan Spesifik: Mengetahui makna simbol tertentu (verbal atau nonverbal) dan fakta seperti tanggal, peristiwa, atau tokoh. Contoh: Mendefinisikan istilah teknis, mengingat fakta utama tentang budaya tertentu.
  • Pengetahuan tentang Cara dan Sarana: Mengetahui cara mengatur, mempelajari, menilai, atau mengkritik informasi. Contoh: Mengetahui urutan peristiwa dalam sejarah.
  • Pengetahuan tentang Universal dan Abstraksi: Mengetahui prinsip, generalisasi, atau teori. Contoh: Mengingat prinsip dasar ekonomi.

Contoh Soal: "Apa definisi dari istilah 'fotosintesis'?" atau "Kapan Perang Dunia II berakhir?"

2. Pemahaman

Tingkat pemahaman terendah, di mana siswa dapat memahami informasi yang diberikan dan menggunakannya tanpa melihat implikasinya secara penuh.

Subkategori:

  • Penerjemahan: Mengungkapkan komunikasi dalam bentuk lain. Contoh: Menerjemahkan teks atau mengubah diagram menjadi penjelasan verbal.
  • Interpretasi: Menyimpulkan dan menjelaskan makna. Contoh: Meringkas isi artikel.
  • Ekstrapolasi: Memperluas pemahaman untuk memprediksi. Contoh: Memprediksi hasil eksperimen berdasarkan data.

Contoh Soal: "Parafrasekan paragraf berikut dalam bahasa Anda sendiri." atau "Jelaskan makna dari grafik penjualan ini."

3. Aplikasi

Kemampuan menggunakan pengetahuan atau konsep dalam situasi baru untuk memecahkan masalah. Melibatkan penerapan prinsip atau teori dalam konteks praktis.

Contoh Soal: "Gunakan hukum Newton untuk menghitung gaya yang diperlukan dalam situasi ini."

4. Analisis

Kemampuan memecah informasi menjadi elemen-elemen penyusunnya untuk memahami struktur atau hubungan di dalamnya.

Subkategori:

  • Analisis Elemen: Mengidentifikasi bagian-bagian dari suatu komunikasi atau situasi. Contoh: Mengidentifikasi asumsi dalam argumen.
  • Analisis Hubungan: Memahami hubungan antar elemen. Contoh: Memeriksa konsistensi hipotesis dengan data.
  • Analisis Prinsip Organisasi: Memahami struktur atau pola yang mendasari komunikasi. Contoh: Mengidentifikasi prinsip organisasi dalam sebuah teks.

Contoh Soal: "Apa asumsi utama dalam argumen ini?" atau "Jelaskan hubungan antara dua konsep dalam teks ini."

5. Sintesis

Kemampuan menggabungkan elemen-elemen untuk menciptakan sesuatu yang baru, seperti komunikasi unik, rencana, atau hubungan abstrak.

Subkategori:

  • Produksi Komunikasi Unik: Menciptakan komunikasi orisinal, seperti esai atau presentasi.
  • Produksi Rencana: Merancang rencana atau prosedur.
  • Derivasi Hubungan Abstrak: Menyusun hubungan atau teori abstrak berdasarkan data.

Contoh Soal: "Tulis esai yang mengintegrasikan dua teori yang berbeda." atau "Rancang eksperimen untuk menguji hipotesis ini."

6. Evaluasi

Kemampuan membuat penilaian berdasarkan kriteria internal (konsistensi logis) atau eksternal (standar yang diterima).

Subkategori:

  • Penilaian Berdasarkan Bukti Internal: Menilai berdasarkan konsistensi internal. Contoh: Menilai apakah argumen logis dan konsisten.
  • Penilaian Berdasarkan Kriteria Eksternal: Menilai berdasarkan standar eksternal. Contoh: Membandingkan hasil eksperimen dengan standar ilmiah.

Contoh Soal: "Apakah argumen ini konsisten secara logis? Jelaskan." atau "Bandingkan hasil penelitian ini dengan standar industri."

Catatan Penting

Taksonomi Bloom dirancang sebagai hierarki, di mana setiap level dibangun di atas level sebelumnya. Ini berarti untuk mencapai level yang lebih tinggi seperti evaluasi, siswa harus terlebih dahulu menguasai level-level di bawahnya.

Unduh Buku Lengkap Taksonomi Bloom

Dapatkan akses ke buku asli "Taxonomy of Educational Objectives, Handbook 1: Cognitive Domain" karya Benjamin S. Bloom untuk memperdalam pemahaman Anda tentang taksonomi ini.

Unduh PDF

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top