Guru Pensiunan yang Masih Beli Kitab 4 Juta di Usia 70 Tahun: Ini yang Saya Pelajari

Guru Pensiunan yang Masih Beli Kitab 4 Juta di Usia 70 Tahun: Ini yang Saya Pelajari

Pengalaman adalah Guru Terbaik

tapi belajar dari pengalaman orang lain membuat kita jauh lebih cepat dewasa.

Sejak kecil aku punya satu kebiasaan yang sampai sekarang masih kujalani: suka ngobrol sama orang yang jauh lebih tua.

Awalnya dari ayah dan ibu yang sering bercerita ke anak-anaknya, tentang pengalaman hidup, sejarah keluarga, sampai pelajaran dari kegagalan mereka. Lama-lama kebiasaan itu meluas ke tetangga, petani, guru, siapa saja yang usianya jauh di atasku.

Tanpa kusadari, setiap obrolan itu seperti "mencuri" puluhan tahun pengalaman dalam hitungan jam.
"Aku berusia 20 tahun, tapi kalau sering berdiskusi dengan orang berusia 50–70 tahun, maka wawasan dan kematangan berpikirku bertambah 30–50 tahun lebih cepat dari umur biologis."
Makanya ada istilah: "Tua itu pasti, dewasa itu pilihan."

Minggu kemarin aku berkunjung ke rumah seorang guru PNS yang sudah pensiun kurang lebih 5 tahun. Usia beliau sekitar 70 tahun, istri beliau juga guru. Rumahnya luas, asri, dan penuh aura ketenangan.
Guru inspiratif yang penuh kebijaksanaan

Dari obrolan panjang itu, aku menangkap beberapa pelajaran besar:

1. Cinta Ilmu yang Tak Pernah Padam

Di usia 70 tahun, beliau baru saja membeli kitab perbandingan mazhab 8 jilid cetakan terbaru seharga ±4 juta rupiah. Masya Allah.

Ini tamparan keras buat kita yang setelah lulus kuliah atau sibuk kerja langsung "selesai" belajar. Jangankan beli buku tebal, baca artikel 5 menit saja sudah males.

2. Memberi Bekal Terbaik untuk Anak

Beliau punya 5 anak, hampir semuanya kuliah, beberapa bahkan punya 3����4 gelar S1, dan ada yang sudah doktor.

Bekal yang beliau berikan bukan hanya uang, tapi:

🤲 Doa tanpa putus
💪 Teladan pekerja keras
📖 Cinta ilmu yang ditunjukkan sejak dini

3. Masalah Finansial & Solusinya

Beliau berasal dari keluarga sederhana, 11 bersaudara, warisan tanah cuma 10 ubin. Sekarang rumah + tanah yang ditempati nilainya sekitar 1,5 M — hasil jerih payah sendiri.

Dulu gaji guru PNS tahun 80–90an hanya sekitar Rp25.000/bulan, kalah jauh dengan petani cengkeh yang bisa Rp50.000/hari. Tapi beliau tidak pernah malu:

"Pulang mengajar, langsung keliling jualan kerupuk dan aneka barang. Anak-anak nggak tahu isi kantong bapak, yang mereka tahu bapak selalu ada buat biaya sekolah dan kuliah."

Pesan beliau:

❌ Jangan hanya mengandalkan gaji pokok
💪 Lawan rasa malu
🔥 Lawan rasa malas
🎯 Kerja keras dan kerja cerdas harus berjalan beriringan

4. Jaga Kesehatan Fisik

Beliau sekarang sakit komplikasi. Setelah kuamati, salah satu penyebabnya karena dulu kurang aktivitas fisik.

Reminder keras:

🏃‍♂️ Olahraga itu wajib
🌾 Lebih bagus lagi kalau punya kebun atau sawah — olahraga alami sekaligus produktif

Alhamdulillah, selesai. Semoga bermanfaat, dan semoga Allah mudahkan kita semua untuk terus belajar seumur hidup.

Jazakumullah khairan atas perhatiannya.

Kalau ada yang kurang berkenan, mohon dimaafkan — ini murni catatan pribadi yang ingin kubagikan.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

~ Ubay, 18 November 2025

Tags

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top