Kemarin hari Ahad 30 januari 2021 saya diundang sekaligus menjadi pembicara di acara pelantikan HMI Komisariat Nurcholish Majid.
Pada kesempatan itu saya tidak fokus menyampaikan diskursus ilmiah, tapi justru fokus ke psikologi atau memotivasi kejiwaan peserta. Saya pun sangat antusias dan semangat dalam mengisi acara tersebut disebabkan beberapa hal, yaitu
A. Ridho Alloh
Tujuan utama mendatangi acara ini adalah mendapatkan Ridho Alloh, dengan cara berakwah yang dikemas dalam kajian motivasi. Dengan tujuan panjangnya adalah ketika mereka semakin beriman,berilmu dan meningkatkan amal soleh, maka Insha Alloh saya akan mendapatkan bagian pahala
B. Rindu diskusi
Biarpun sekarang sudah menjadi guru, tapi tetap rindu nuansa mahasiswa. Yaitu diskusi atau ngobrolin ilmu. Ada yang presentasi, bertanya, menjawab, menyanggah bahkan sampai mendebat. Yang dimana momen itu insha Alloh murni karena nalar masing-masing atau tanpa kepentingan politis.
C. Mereka adalah Adik-Adiku
Di tahun 2015 saya dan 11 teman adalah generasi pertama yang membangun HMI Komisariat Cak Nur, dan sekarang di tahun 2022 kami telah masuk ke dunia nyata dengan profesi masing-masing. Dan di 31 Januari 2022, saya duduk di depan anak-anak muda pelanjut estafet perjuangan kami. Sehingga dari hati yang paling dalam saya harus “memotivasi, membimbing, mengarahkan” layaknya membimbing adik-adik kandungku sendiri. Saking cintanya saya terhadap mereka, saya ingin mereka menemukan tujuan sekaligus jalan mencapai tujuan hidup ini. Minimal mereka mendapatkan apa yang telah saya dapatkan sekarang.
Ada beberapa poin yang saya sampaikan dalam acara itu
1. Identitas “Bernafaskan Islam”
Dalam tujuan HMI yang paling saya pegang adalah bernafaskan Islam, yang kemudian berdasarkan pengalaman nafas islam artinya dalam berbagai kondisi, dimanapun, kapanpun bahkan dengan siapapun manusia pasti senantiasa bernafas selama hidup, disitu makna dari bernafaskan islam
“Kanda, esensi dari bernafaskan Islam seperti apa” tanya salah satu peserta
Esensinya pertama bersifat kongkret, yaitu menjalankan syariat atau kewajiban seperti menjalankan sholat dan puasa. Jangan sampai mahasiswa yang mentang-mentang berfikir ilmiah tapi sholat ditinggal begitu mudah.
Kedua esensi bersifat abstrak, yaitu mengamalkan nilai-nilai akhlak. Bagaimana dalam menampilkan akhlak mulia dihadapan teman, dosen, orang tua dan sebagainya sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah
2. Harus punya Impian
“Saya dulu masuk kampus merasa tersesat (bukan sesuai dengan keinginan)” celetuk saya untuk memancing sisi kesamaan psikologis dengan peserta
“saya juga kanda” wah ternyata banyak juga peserta yang merasakan hal itu
Lalu saya pun menceritakan panjang lebar bagaimana akhirnya menemukan titik bangkit dari kondisi itu. Salah satu hal yang paling penting adalah IMPIAN atau bahasa normatifnya Visi Hidup. Orang barat yang tidak punya Alloh pun mereka bisa sukses hanya karena berpegang pada hukum daya tarik The Law of Attraction, dimana orang yang yakin akan bisa menggapai impiannya pasti akan mendapatkannya.
“Apalagi kita punya Alloh” tegas saya
Saya pun menceritakan dulu saat menjadi mahasiswa menuliskan impian-impian bahkan menempelkan di sekretariat HMI, dan alhamdulillah satu per satu impian itu terwujud
“Impian harus spesifik” tegas saya lagi
Jangan cuma menulis “ingin sukses”, secara nalar semua manusia pasti ingin sukses. Cuma sukses di bidang apa, atau kapan sehingga impiannya terukur atau measurable.
3. Harus mengawali dengan tindakan nyata
“Ribuan perencanaan tidak akan pernah menjadi kenyataan jika tidak ada satu tindakan” spontan kata-kata itu keluar
Dimana saya menegaskan, untuk mewujudkan visi kita harus membuat misi. Untuk mewujudkan impian harus mulai meski satu tindakan kecil.
Lalu apa yang saya tawarkan ke mereka yang masih menjadi mahasiswa?
a. Membaca
Identitas khas mahasiswa adalah buku. Jadi harus membaca minimal keilmuan yang sesuai jurusan. Jika sudah merasa cukup baru lah mengkaji hal lain. Saya pun menceritakan bagaimana dulu saya yang jurusan Guru PAI, tapi mengikuti kelas lain yang jurusan Ekonomi Syariah, Ushuludin dan Akhwalus Syakhsiyyah.
b. Aktif di kelas
“Plis kalian harus aktif di kelas” Mohon saya kepada peserta.
c. Diskusi
Ini adalah budaya yang erat dengan mahasiswa apalagi HMI. Jadi diskusi itu harus biarpun hanya 2 orang.
d. Menulis atau berkarya
Salah satu produk intelektual seseorang adalah tulisan. Makanya saya tegaskan menulislah mulai dari sekarang. Banyak sekali keuntungannya, salah satunya adalah jika sudah terbiasa menulis mengerjakan skripsi sangat lah mudah.
Kenapa saya mengampanyekan menulis, karena dulu saya tidak ada membimbing, sehingga saat kuliah hanya copas untuk makalah, tidak punya karya apapun. Dan itu jangan sampai terjadi di adik-adiku
e. Jangan tunda LULUS mu
Ini pesan terakhir
“orang tua kalian di rumah sudah menunggu!” high touch dalam menyentuh hati terdalam mereka
Kalian harus lulus tepat waktu. Jangan bermalas-malasan mengerjakan skripsi apalagi sampai DO, orang tua tidak tau kondisi kalian di kampus, yang mereka tau kalian kuliah dan segera wisuda mendapat gelar sarjan, jadi WUJUDKAN IMPIAN ORANG TUA KALIAN!
Demikian kurang lebih yang saya sampaikan
Kampus:
Jurusan:
Semester:
1 Apa impian anda
2 Apa hobi anda
3 Apa kelebihan dan kekurangan Anda
4 Apa kebiasaan positif yg sekarang anda sering lakukan
5 Apa rencana anda setelah lulus kuliah
6 Ceritakan hal yang paling menyenangkan dalam sejarah hidup Anda
7 Ceritakan hal yang paling menyedihkan dalam sejarah hidup Anda
8 Apa yang Anda paling takuti di masa sekarang atau mendatang
9 Kenapa Anda ikut HMI
10 Sejauh ini apa yang Anda rasakan manfaat ikut hmi?