Hampir 2 tahun anak-anak kehilangan keceriaan saling kejar-kejaran di bawah tiang bendera merah putih. Karena pandemi covid-19 telah memaksa mereka untuk merdeka belajar tapi tidak merdeka berekspresi.
Setelah sekian lama menahan rindu, akhirnya dibuka lah sekolah untuk pertama kalinya. Fadil yang sudah sekian lama rindu teman-teman pun tidak sabar menunggu hari esok.
“Fadil, bangun nak….”
Ibu membangunkan fadil seiring suara azan yang saling bersautan
“iya ma,, masjid belum komat kan?”
“belum nak, ayo bangun siap-siap ke masjid bersama ayah”
Fadil pun berjalan ke kamar mandi yang terletak 10 meter dari rumahnya. Biarpun hawa dinging menusuk badan.
“Dil… Berhubung nanti kamu sekolah, gak usah ikut ayah jualan ke pasar ya?, bantu mama saja mencuci piring”
Waktu sudah menunjukkan 06:30, walaupun kabut pagi masih menyelimuti desa karangaren Fadil tetap semangat berangkat sekolah
“Mah, fadil berangkat dulu ya” Pamit fadil sembari mencium tangan mamanya.
Bendera merah putih terlihat menggelantung di tiang bendera yang lama tidak dilihatnya. Terlihat segerombolan anak-anak berseragam layaknya bender merah putih sedang asik bermain bola, kejar-kejaran dan berbagai suasana yang selama 2 tahun menghilang.
“Assalamu’alaikum…….?” Sapa Fadil ke teman-teman di ruang kelas V
“Wa’alaikumussalam” serentak teman-teman menjawab salamnya
“Hey Fadil, gimana kabar? Semakin gemuk aja kamu?hehe” Canda evan sambil menepuk fadil yang duduk di sebelahnya
“Alhamdulillah sehat van, wah masa sih. Mungkin karena lama ga main bola bareng temen-temen” jawab fadil
“Gimana kalau……”
Tiba – tiba perkataan evan terpotong karena ada suara ketukan pintu
“Tok tok.. Assalamu’alaikum anak-anak semuanya” Sapa Bu Guru yang selama ini hanya dikenal lewat hp, karena 2 tahun tidak sekolah tiba-tiba sekarang di kelas V
“Anak-anak bagaimana kabarnya?”
“Baik bu guru” Jawab anak-anak dengan semangat dan antusias.
“Alhamdulillah akhirnya kita berjumpa anak-anak, ini lah Bu Eka yang akan menemani kalian belajar. Mungkin selama ini anak-anak mengenal bu guru hanya di WA, sekarang kita bisa bertatap muka”
Tampak mereka antusias menyimak sambutan dari Bu Eka yang kemudian dilanjutkan pelajaran tematik sampai jam 11:00.
“Kita cukupkan pertemuan hari ini ya, Bu Guru berpesan, walaupun di rumah anak-anak bermain hp atau di luar bersama teman-teman, jangan lupa membantu orang tua. Dan beribadah bagi yang Islam maupun yang Budha. Kalian juga harus saling tolong menolong dan bekerja sama, walaupun kita beda agama tapi masih bersaudara di bawah satu bendera, yaitu merah putih”
“iya bu guru…”
Serentak mereka menjawab nasihat bu guru, yang kemudian dilanjutkan berdoa untuk mengakhiri pembelajaran sekolah.
“Evan… kamu mau langsung pulang?” tanya Fadil di depan pintu kelas
“Iya lah… emang kenapa?”
“Yuk main bola dulu, ini aku sama dimas dan teman-teman yang lain”
“Iya ayo lah van, kan kita udah lama ga main bola bareng” rayu dimas
“Oke deh, ayo...” jawab evan sembari berlari ke halaman sekolah
Di bawah kibaran bendera merah putih dibarengi panasnya terik matahari, mereka saling mengejar dan menendang bola. Tampak saling berebut sampai tersikut dan terjatuh namun lawan sekaligus kawannya tampak membantu membangunkan.
“Allohu Akbar Allohu Akbar”
Adzan Dzuhur berkumandang dari masjid tidak jauh dari sekolah, namun mereka masih tetap asyik bermain.
“Hey temen-temen, udah adzan, kalian harus shalat dulu ke masjid” Tegur evan yang merupakan siswa beragama Budha.
Tampak siswa yang muslim terdiam mendengarkan evan.
“Ya udah yuk dil, afid, syarif” ajak dimas mengiyakan teguran evan
“Van… trus kamu dimana?, masa nungguin di sini sendirian?” Fadil menyela bertanya
“Ow tenang saja, nanti aku tungguin di depan masjid”
“Ok deh…”
Tampak sekumpulan anak perlahan meninggalkan halaman sekolah. Sekolah pun menjadi sepi, merah putih yang masih terus berkibar, yang telah menjadi saksi manusia-manusia kecil yang mempunyai perbedaan tapi masih dalam satu ikatan, yaitu satu bendera dan satu bahasa, Indonesia.
SELESAI