
Krisis Buta Huruf Al-Qur'an di Sekolah
Refleksi Kritis dan Solusi Taktis
✍ Ngubaidillah, M.Pd., Gr.
Siswa SD belum hafal huruf hijaiyah
Terjebak di Iqro jilid 3-5
Mampu membaca Al-Qur'an dengan lancar
A. Visi Ideal yang Terabaikan
Idealnya, siswa SD tidak hanya mampu membaca Al-Qur'an dengan lancar, tetapi juga menulis dan menghafal ayat-ayatnya. Proses ini seharusnya dimulai dari penguasaan huruf hijaiyah, dilanjutkan dengan Iqro/Turutan, hingga mencapai kemampuan tilawah 30 Juz sebelum lulus kelas 6.
Tahapan Ideal Pembelajaran:
Dukungan terintegrasi dari sekolah, TPQ, dan orang tua menjadi kunci. Dengan fondasi ini, siswa SMP dapat fokus mempelajari fikih, akidah, akhlak, dan tafsir, mempersiapkan mereka sebagai generasi Muslim yang kokoh secara spiritual. Namun, realitas di lapangan jauh dari harapan ini. Untuk wawasan lebih lanjut tentang pendekatan pendidikan yang efektif, baca artikel Mendidik Anak dengan Hati dan Ilmu.
B. Realitas yang Mengkhawatirkan
"Sebagai guru PAI, saya menyaksikan fakta memprihatinkan di kelas 1–6 SD:"
📚 Minimnya Kemampuan Dasar
Banyak siswa belum hafal huruf hijaiyah, bahkan di kelas atas. Sebagian besar terjebak di Iqro jilid 3–5, dan hanya segelintir yang mampu membaca Al-Qur'an.
🔍 Ketiadaan Pendalaman
Hampir tidak ada siswa yang mengenal kitab dasar seperti fikih atau akhlak.
📖 Absennya Kebiasaan Mengaji
Sebagian kecil siswa tidak pernah mengaji sama sekali, baik di sekolah maupun di rumah.
👥 Minimnya Pendampingan
Orang tua seringkali absen dalam membimbing, dan metode TPQ masih konvensional serta lambat.
⚠️ Verifikasi: Guru PAI di berbagai daerah mengonfirmasi bahwa krisis ini bukan kasus terisolasi, melainkan fenomena umum di sekolah-sekolah negeri di Indonesia. Lihat juga artikel Guru Bukanlah Hakim untuk perspektif tentang peran guru dalam menghadapi tantangan ini.
C. Akar Masalah: Kritik terhadap Sistem dan Perilaku
Krisis ini bukan sekadar kegagalan individu, tetapi cerminan kegagalan sistemik yang saling terkait:
👨🎓 1. Dari Siswa
👨👩👧👦 2. Dari Keluarga
🏫 3. Dari Sekolah: BTQ Tidak Jadi Prioritas
Guru PAI diasumsikan otomatis mengajar BTQ, padahal:
🌐 4. Dari Sistem dan Lingkungan
📚 5. Krisis Kurikulum PAI SD: Terlalu Tinggi, Tak Menyentuh Realita
Fakta: Kurikulum PAI SD dirancang dari atas, bukan dari realita kelas. Banyak penyusunnya bahkan bukan guru lapangan SD. Mereka mengasumsikan semua siswa sudah ikut TPQ—padahal faktanya banyak yang belum.
Kurikulum Tidak Realistis:
Masalah Utama:
D. Dampak Jangka Panjang: Generasi Terputus dari Wahyu
Jika krisis ini dibiarkan, dampaknya akan menghantui:
💔 Stagnasi Spiritual
Siswa SMP hingga SMA kehilangan kebiasaan mengaji, bahkan hingga dewasa.
📖 Buta Huruf Al-Qur'an
Banyak yang lulus sekolah tanpa kemampuan membaca Al-Qur'an, apalagi memahami maknanya.
🤲 Krisis Identitas
Generasi Muslim yang tidak mampu menjadi imam shalat, tadarus, atau mengajarkan Al-Qur'an kepada anak-anaknya.
😔 Rasa Malu Berkepanjangan
Ketidakmampuan ini menciptakan siklus rasa rendah diri, menghambat keinginan untuk belajar ulang di kemudian hari.
E. Solusi Taktis: Langkah Nyata untuk Perubahan
Krisis ini membutuhkan tindakan segera, terukur, dan kolaboratif. Berikut solusi taktis yang dapat diterapkan hari ini:
🔥 1. Bangkitkan Motivasi Siswa
💎 Motivasi Intrinsik:
🎁 Motivasi Ekstrinsik:
📱 2. Manfaatkan Teknologi Digital secara Optimal
Realita: Anak sudah sangat terbiasa dengan HP dan internet. Maka, kenapa tidak menggunakan HP untuk belajar Qur'an? Lihat analisis lengkap di Gadget: Ancaman atau Peluang bagi Pendidikan.
Contoh media yang bisa digunakan:
Wordwall, YouTube, Canva Interaktif
Game edukasi huruf hijaiyah
Animasi tajwid, video TikTok Islami
SOLUSI NYATA: LMS CALISTUNG & BTQ – GRATIS
Saya tidak ingin hanya mengeluh. Karena itu, saya bangun LMS CALISTUNG & BTQ—sebuah sistem pembelajaran interaktif berbasis website, yang bisa diakses siswa dari rumah maupun sekolah.
📘 Menu Utama:
🎮 Fitur Unggulan:
💡 Tujuan Utama:
Menutup celah pembelajaran PAI di SD, khususnya kemampuan dasar baca Qur'an dan fiqih.
👨🏫 3. Perkuat Peran Guru PAI
📋 4. Reformasi Kurikulum dan Kebijakan Sekolah
🕌 5. Modernisasi TPQ
👨👩👧👦 6. Aktivasi Peran Orang Tua
Penutup: Aksi Hari Ini, Masa Depan Generasi
Krisis buta huruf Al-Qur'an bukan sekadar masalah pendidikan, tetapi ancaman terhadap identitas spiritual umat Islam. LMS Calistung & BTQ adalah langkah nyata untuk memutus siklus ini, menggabungkan teknologi, pendekatan modern, dan kolaborasi lintas sektor.
Jika kita tidak bertindak sekarang, kita bukan hanya gagal mendidik anak-anak, tetapi juga mewariskan generasi yang terputus dari wahyu Allah. Mari mulai dari langkah kecil: satu ayat, satu menit, satu anak. Untuk inspirasi lebih lanjut, baca Mendidik Anak dengan Hati dan Ilmu.
Bersama, kita wujudkan generasi Muslim yang cinta dan dekat dengan Al-Qur'an.
✍ Ngubaidillah, M.Pd., Gr.
Guru PAI SD – Inisiator LMS Calistung & BTQ