بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ
Guru Bukan Hakim
Refleksi untuk Pendidik Sejati
Guru bukan hakim.
Tugas kita bukan menjatuhkan vonis, tapi menyalakan harapan.
Di kelas, kita bukan duduk di singgasana kebenaran, melainkan berdiri sejajar dengan anak-anak yang sedang belajar. Mereka belum tahu, dan itu wajar. Mereka salah, dan itu bagian dari proses. Bukan untuk dimaki, bukan untuk dicap gagal. Tapi untuk dibimbing.
Guru adalah pembimbing.
Yang salah dibenahi.
Yang benar dikuatkan.
Bukan sekadar menyampaikan isi kepala, tapi menyentuh sisi jiwa.
Kadang, terlalu mudah bagi kita memberi nilai merah, tapi lupa memberi ruang belajar. Terlalu cepat menunjuk kesalahan, tapi lambat dalam mengapresiasi usaha.
Padahal, di balik setiap jawaban salah, ada anak yang sedang berani mencoba. Dan bukankah itu yang seharusnya kita rayakan?
Guru bukan penguasa kurikulum,
Guru adalah sahabat dalam belajar.
Kita bukan polisi pelanggaran tata tertib,
Tapi penuntun di lorong-lorong pemahaman.
Anak bukan papan tulis kosong yang harus dipenuhi,
Mereka taman yang sedang tumbuh,
Perlu cahaya sabar dan siraman kasih.
Tumbuhnya tak seragam, dan itu bukan masalah.
Yang penting, mereka bertumbuh.
Maka marilah kita menjadi guru yang menemani, bukan menghakimi.
Menjadi cermin yang jernih, bukan kaca pembesar kesalahan.
Karena sejatinya, pendidikan bukan tentang siapa yang paling tahu,
Tapi tentang siapa yang paling peduli.